Respons Mahfud soal Gibran Jadi Cawapres Prabowo: 'Kata Umar, kalau dia mati, bukan anaknya yang jadi Kholifah'

Respons Mahfud soal Gibran Jadi Cawapres Prabowo: 'Kata Umar, kalau dia mati, bukan anaknya yang jadi Kholifah'

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Calon Wakil Presiden Mahfud MD merespons soal Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang saat ini makin santer dikabarkan jadi cawapres Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.  

"Kalau itu nanti ditanyakan internal PDIP. Kita nggak mungkin partai satu dan partai lainnya saling mencampuri satu sama lain," kata Mahfud MD seusai menghadiri Workshop Nasional Anggota DPRD Fraksi Partai Persatuan Pembangunan atau PPP se-Indonesia di Jakarta Utara pada Sabtu, 21 Oktober 2023. 

Meskipun demikian, saat menyampaikan pidato, Mahfud sempat menceritakan kisah Khulafaurrosyidin, salah satunya adalah Umar Bin Khattab yang menurut ceritanya pernah berwasiat untuk tidak menurunkan posisi yang ia tempati ke keturunannya. 

"Kata Umar, kalau saya mati besok, bukan anak saya yang jadi Kholifah, tapi sebuah dewan perwakilan yang namanya Ahlul Halli Wal Aqdi, ketuanya itu Abdullah bin Umar yang merupakan anak Umar, kamu pemimpin Ahlul Halli Wal Aqdi, tapi karena kamu anak saya, kamu tidak boleh jadi khalifah, kata umar. Sejarah islam itu," jelas Mahfud dalam penggalan kisah yang langsung disambut riuh teriakan dan tepuk tangan oleh audiens. 

Selain membicarakan Umar, Mahfud juga menyinggung soal cerita Usman bin Affan yang sempat di kudeta karena dituduh melakukan nepotisme dengan mengangkat keluarganya menjadi pejabat di era kekuasaannya. 

"Oleh lawan-lawannya, Usman dituduh nepotis, kata lawannya Usman nepotis. Yang diangkat saudara-saudaranya. Gubernur sana, ini, sekretaris ini, si ini. Betul sudah, saudara baca sejarah islam, Usman itu ditusuk saat sedang baca Al Quran, sejak itu umat terbelah, yang satu mendukung Usman dan saudaranya, dipimpin Muawwiyah. Yang satu dukung Sayyidina Ali," jelasnya. 

Diketahui, saat ini Presiden Jokowi dan keluarganya tengah dikritik karena putusan Mahkamah Konstitusi soal batas usia cawapres yang dianggap diputuskan atas dasar kepentingan keluarga. Putusan itu untuk melancarkan putra sulung Jokowi menjadi cawapres Gibran mendampingi Prabowo di Koalisi Indonesia Maju. 

Selain itu, adik ipar Jokowi yang menjadi Ketua MK Anwar Usman, putra sulung Jokowi, Gibran yang menjadi Wali Kota Solo, Menantunya Bobby Nasution yang menjabat sebagai Wali Kota Medan, serta putra bungsunya, Kaesang Pangarep yang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia. Publik menilai Jokowi telah melakukan politik dinasti.

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita