GELORA.CO - SEORANG pensiunan jenderal Amerika Serikat (AS) mengungkapkan pesimisme tentang aksi militer yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza. Menurut Jenderal Robert Adams kecil kemungkinan Israel akan mampu mencapai tujuan mereka untuk melenyapkan Hamas sekaligus melindungi warga sipil Palestina.
“Saya pikir hal yang saya anggap hampir mustahil adalah menghancurkan Hamas, menghilangkan kemampuan mereka untuk merugikan Israel dan rakyat Israel, sekaligus melindungi apa yang diperkirakan sebagian orang sebagai satu juta warga Palestina yang berada dalam bahaya. dan mereka tidak bisa lepas dari bahaya,” kata Adams dalam sebuah wawancara di televisi AS.
Adams mencatat sulitnya mencapai tujuan Israel mengingat kompleksnya medan perkotaan di Gaza.
“Ini akan menjadi tugas yang sangat sulit bagi Pasukan Pertahanan Israel, bahwa pertahanan yang akan dibangun Hamas di daerah perkotaan yang sangat padat, tidak seperti apa pun yang kita lihat dalam beberapa tahun terakhir, akan memerlukan pertempuran pengepungan yang sangat besar. , dan sekaligus berusaha memastikan bahwa Israel tidak secara tidak sengaja menargetkan lokasi para sandera,” kata Adams sebagaimana dilansir Sputnik.
“Ini akan menjadi tugas yang sangat sulit dan kita harus melihat bagaimana rencana mereka dijalankan di sini dalam beberapa hari mendatang.”
Sayap bersenjata Hamas pada Kamis, (26/10/2023) mengklaim bahwa 50 tawanan yang ditahan oleh kelompok bersenjata tersebut sejak serangan mendadak pada 7 Oktober telah terbunuh oleh serangan bom Israel di Gaza.
Lebih dari 8.000 warga Palestina telah terbunuh sejauh ini dalam serangan Israel sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sementara lebih dari 20.200 orang dilaporkan terluka. Pihak berwenang di Gaza baru-baru ini merilis daftar nama korban tewas sebagai tanggapan atas spekulasi dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan sejumlah pihak lainnya bahwa pemerintah Hamas di Gaza membesar-besarkan jumlah korban tewas. Para pejabat PBB mencatat jumlah korban tewas yang dilaporkan Kementerian Kesehatan Gaza terbukti “kredibel” di masa lalu.
Baru-baru ini, muncul spekulasi yang menyatakan bahwa jumlah kematian warga sipil yang dikaitkan dengan Hamas dalam serangan mendadak mereka mungkin telah dilebihi-lebihkan.
Pasukan militer Israel secara historis beroperasi berdasarkan kebijakan kontroversial, yang dikenal sebagai “Petunjuk Hannibal,” yaitu membunuh warga Israel dengan ancaman ditawan daripada membiarkan mereka disandera oleh pasukan musuh. Laporan saksi mata menyatakan pasukan IDF terlibat dalam penembakan tanpa pandang bulu terhadap bangunan, membunuh warga Israel dan pejuang Hamas.
Pada Sabtu, (28/10/2023) sebuah esai diterbitkan di media AS oleh seorang aktivis Israel yang juga memperingatkan tentang tingginya potensi korban sipil di tengah operasi militer Israel di Gaza. Mantan tentara IDF Benzion Sanders mencatat bahwa pemerintah Israel menginvasi Gaza pada 2014 dengan tujuan serupa untuk menghancurkan Hamas. Serangan militer tersebut gagal melenyapkan kelompok bersenjata tersebut, dan selama bertahun-tahun sejak Hamas tetap menjadi pembenaran yang berguna bagi sikap pantang menyerah Israel terhadap kepentingan Palestina.
Sumber: okezone