Pengakuan Wanita Israel yang Didatangi Pasukan Hamas, Tak Disiksa Malah Diperlakukan Manusiawi

Pengakuan Wanita Israel yang Didatangi Pasukan Hamas, Tak Disiksa Malah Diperlakukan Manusiawi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Pasukan Hamas dan Al Qassam tidak menyasar anak dan perempuan saat melakukan serangan mendadak ke Israel akhir pekan lalu. 

Pengakuan seorang nenek yang dilepas ditengah jalan dan seorang ibu rumah tangga (IRT) di Israel sebagai bukti.

Si nenek yang sebelumnya dikabarkan diculik malah dilepaskan Hamas ditengah jalan.

Nenek itu bahkan sempat tersenyum saat dijemput keluarganya. Tak tampak wajah takut saat dia ditemukan warga dan diberi minum.

Kemudian seorang wanita yang diwawancara di Israel Settler menngaku tak mendapat perlakuan kasar.

Tentara Hamas yang masuk ke rumahnya menyapanya dengan ramah.  “Jangan khawatir kami tentara Islam tak akan menyakiti kalian,” terangnya.

Bahkan anaknya yang masih kecil pun masih asyik memainkan tabletnya seolah tidak terjadi apa-apa di rumah mereka.

Si wanita yang masih dirahasiakan namanya ini menyebutkan bahwa seorang tentara Hamas bertanya padanya apakah pisang yang ada di meja boleh dia makan?

Wanita itu mengaku terkejut dengan permintaan tentara Hamas itu, dia pun mempersilahkan.

Perempuan Israel ini terlihat tersenyum melihat permintaan yang menurutnya tak biasa oleh seorang tentara yang selama ini dikesankan tidak baik di negaranya.

Hal berkesan lainnya menurut perempuan Israel itu, tentara Hamas saat keluar rumahnya tak lupa menutup kembali pintu rumahnya dengan sangat pelan.

Seperti diberitakan, Israel yang selama ini membanggakan Iron Dome sebagai pertahanan terbaik dunia seketika runtuh.

Pertahahannya bisa ditembus pasukan paralayang pembebasan Hamas dan Brigade Al Qassam Palestina, dimulai Sabtu pagi 7 Oktober 2023 lalu.

Perang darat ‘gerilya kota’ Hamas dan Al Qassam yang menerobos masuk masih terlibat perang di beberapa bagian kota dengan pasukan dan polisi Israel hingga Minggu, 8 Oktober 2023.

Serangan Hamas ini menggunakan sandi 'Al-Aqsa Storm' (Operasi Badai Al-Aqsa).

Ratusan pasukan Hamas dan Al Qassam terlihat terbang di langit Israel, dengan paralayang dan parasut.

Ini respon Hamas atas aksi kekejaman Israel Kompleks Masjid Al-Aqsa pekan sebelumnya.

Segenap mata dunia terbuka melihat kejadian luarbiasa ini. 

Tembok kokoh Isreal seketika runtuh di selatan Gaza. 

Ratusan pasukan penjahan Israel tewas dan ribuan warga zionis terluka.

Sejumlah besar pasukan, komandan Israel berhasil ditawan. 

Salah satunya Nimrod Aloni, Jenderal Pasukan Khusus Israel.

Sistem pertahanan Israel di jalur Gaza lumpuh total.

Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv pun banjir warga Israel yang hendak terbang keluar negaranya melarikan diri.

5 ribu roket sukses ditembakkan dari Gaza ke Isreal dan seribu pejuang Hamas dan Brigade Al Qassam masuk lewat darat, laut dan udara.

Rakyat Palestina menguasai dan menghancurkan tank-tank Israel dan sejumlah peralaran tempur berat di perbatasan itu.

Rakyat Palestina dengan bersenjatakan batu sukses kuasai tank-tank milik tentara Israel.

Hamas bahkan klaim menawan sejumlah tentara dan komandan zionis  

“Ini untuk membebaskan saudara kita yang dipenjara Israel selama ini,” ujar keterangan resmi Hamas.

Saleh al-Arouri membenarkan hal itu.

Wakil Pemimpin Hamas ini menegaskan Israel tak akan bisa mengelak lagi.

“Ini untuk memaksa Israel membebaskan semua tahanan Palestina,” tegasnya.

Pertempuran antara Hamas dan Isreal kembali pecah.

Bahka Arouri mengungkapkan bahwa pihaknya sukses menahan salah satu komandan tempur Israel. 

“Seorang perwira senior tentara penjajah,” tegasnya.

Pertempuran ini, lanjut Saleh al-Arouri bertujuan untuk membebaskan semua tempat-tempat suci umat Islam yang saat ini dikuasai Isreal, jelasnya pada Al Jazeera. 

Saleh al-Arouri menambahkan, serangan yang mereka lakukan bukan dadakan.

“Ini pertempuran habis-habisan,” cetusnya.

Saleh al-Arouri pun kembali mengingatkan serangan Hamas kali ini bukan sementara.

Perang ini, katanya, akan berlanjut dan lebih meluas lagi. 

“Ini demi kemerdekaan Palestina, kebebasan tempat-tempat ibadah kami yang dikuasai Isreal penjajah,” tegasnya dikutip dari Al Jazeera. 

Menurut Saleh al-Arouri kebebasan rakyat Palestina sudah di depan mata.

“Perjuangan ini akan terus kami lakukan sampai kami benar-benar merdeka,” tandasnya. *

Sumber: disway
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita