GELORA.CO - Gelombang serangan militer Israel di wilayah Palestina semakin meningkat, sejak Operasi Badai Al Aqsa pejuang Hamas Palestina dilancarkan, Sabtu 7 Oktober 2023.
Sayap militer Hamas Palestina, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, menembakkan ribuan roket ke wilayah Israel dan melakukan infiltrasi ke Israel dari Jalur Gaza.
Akibat serangan itu, Israel mengklaim lebih dari 1.200 warga sipilnya tewas. Sementara, sekitar 3.200 orang mengalami luka-luka dan 200 lainnya diculik pasukan Hamas Palestina.
Sebagai respons, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggelar Operasi Pedang Besi (Operation Iron Swords) untuk menyerang balik posisi pasukan milisi Hamas Palestina.
Dilansir VIVA Militer dari Reuters, 1.084 warga Palestina di Gaza tewas dalam serangan udara dan artileri militer Israel. Sekitar 1.500 pejuang Hamas Palestina juga diklaim terbunuh dalam empat hari terakhir.
Menyikapi hal ini, Kepala Republik Chechnya, Letnan Jenderal Ramzan Kadyrov, menyerukan para pemimpin muslim dunia untuk menyokong perlawanan pejuang Palestina terhadap Israel.
Kadyrov mengecam keras dalih militer Israel yang menyatakan akan menghabisi seluruh pejuang Hamas, tetapi membantai warga sipil Palestina.
"Saya berpesan kepada para pemimpin negara-negara Muslim, ciptakan koalisi dan jangkau mereka yang Anda sebut sebagai saudara. Sehingga, mereka tidak mengebom warga sipil yang damai dengan dalih menghancurkan pejuang (Hamas)," ujar Kadyrov.
"Kami mendukung Palestina. Dan kami menentang perang ini, yang tidak seperti konflik lainnya, dapat meningkat menjadi sesuatu yang lebih besar," katanya dikutip VIVA Militer dari Middle East Monitor.
Tak segan-segan, Kadyrov memastikan jika pasukan elite Akhmat (Kadyrovites) yang merupakan bagian dari Resimen Bermotor Khusus ke-141 Garda Nasional Rusia, siap diterjunkan ke Palestina.
"Jika perlu, unit kami siap bertindak sebagai pasukan penjaga perdamaian untuk memulihkan ketertiban dan melawan pembuat onar," ucap Kadyrov.
Sumber: viva