Ketua KPK Sayangkan Masih Ada Serangan Balik Koruptor dengan Cara Intimidasi dan Berlindung di Balik Atribut Kekuasaan

Ketua KPK Sayangkan Masih Ada Serangan Balik Koruptor dengan Cara Intimidasi dan Berlindung di Balik Atribut Kekuasaan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, menyayangkan masih adanya serangan balik ketika pimpinan lembaganya menetapkan tersangka korupsi. Bahkan, serangan balik itu dilakukan dengan cara kasar dan mengintimidasi, berlindung di balik simbol-simbol dan atribut kekuasaan.

Begitu yang disampaikan Firli usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK di Bareskrim Polri, Selasa (24/10).



Firli mengatakan, untuk membersihkan Indonesia dari praktik korupsi, diperlukan sinergi dan orkestrasi yang melibatkan semua pihak dalam kamar kekuasaan.

Baik itu legislatif, eksekutif, yudikatif, Aparat Penegak Hukum (APH), penyelenggara negara, aparat keamanan, partai politik (parpol), serta semua kementerian/lembaga, yang wajib melibatkan diri untuk membersihkan dan tidak melakukan korupsi.

"Namun faktanya, sampai dengan saat ini, amat disayangkan masih banyak lembaga yang permisif dengan korupsi, mereka seakan-akan membenarkan korupsi, bahkan damai berdampingan," kata Firli dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa malam (24/10).

Bahkan, lanjut Firli, ada pula yang melakukan perlawanan ketika pimpinan lembaganya ataupun seorang oknum penyelenggara negara tersangkut korupsi.

"Ini yang kita kenal dengan 'When the corruptors strike back'. Para pelaku melakukan serangan balik dengan segala cara, perlawanan verbal dan nonverbal, bahkan dengan cara kasar bertujuan mengintimidasi, berlindung dalam simbol-simbol dan atribut kekuasaannya," terang Firli.

Lebih aneh lagi, kata purnawirawan Jenderal Bintang Tiga Polisi ini, serangan balik koruptor tersebut dilakukan terhadap KPK.

"Mereka sangat leluasa dan bebas. Di situlah tantangan pemberantasan korupsi sehingga butuh sinergi dan orkestrasi," tutur Firli.

Firli menjelaskan, ada ratusan laporan kasus korupsi di berbagai level penyelenggara negara yang masih menumpuk hingga saat ini. Untuk itu, KPK masih harus bekerja keras dengan seluruh keterbatasan dan segala serangan yang terjadi selama ini.

"Kita perlu belajar dari pengalaman pemerintahan RRC yang berhasil membersihkan korupsi dalam waktu 10 tahun. Mereka berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, mereka juga berhasil mengatasi kemiskinan dan mereka berhasil membawa rakyat sejahtera," jelas Firli.

Bahkan, pemerintah China juga sukses mengatasi pengangguran karena komitmen kuat dari Presiden dan didukung penuh oleh segenap pejabat negara serta rakyat untuk membersihkan korupsi.

"Bahkan pemerintah RRC menyatakan bahwa korupsi adalah musuh bersama pemerintah dan rakyat. Jika ada yang baik, mari sebaiknya kita contoh. Semoga Indonesia suatu saat bebas dari korupsi sehingga korupsi akan menjadi sesuatu masa lalu. Indonesia ke depan harus hidup dalam peradaban dunia yang bersih dari korupsi," pungkas Firli. 

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita