Jurnalis Reuters Tewas dalam Serangan Roket Israel, Wartawan AFP dan Al Jazeera Dilarikan ke RS

Jurnalis Reuters Tewas dalam Serangan Roket Israel, Wartawan AFP dan Al Jazeera Dilarikan ke RS

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Seorang jurnalis dari kantor berita Reuters tewaspada Jumat (13/10) dan enam wartawan lainnya dari kantorberita Reuters, AFP, dan Al Jazeera terluka ketika sedangmeliput di selatan Lebanon.

Kabar itu diumumkan oleh ketigakantor berita itu. Kejadian ini terjadi dalam konteks konflikberkepanjangan antara Hamas dan Israel, yang berdampak padanegara-negara tetangga seperti Lebanon dan Suriah.

Satu dari dua koresponden AFP yang cedera menuturkan, sekelompok wartawan dari berbagai media itu sedang berada di dekat Desa Alma al-Shaab, dekat dengan perbatasan Israel, ketika serangan roket lintas-batas terjadi.

Seorang sumber keamanan Lebanon mengatakankepada AFP bahwa serangan roket awal dari Israel disusuldengan upaya penyusupan oleh faksi Palestina dari pihakLebanon di sisi perbatasan lainnya.

Reuters, menyampaikan duka mendalam atas kehilangan salahsatu anggota tim mereka.

"Kami sangat berduka mengetahuibahwa wartawan video kami, Issam Abdallah, sudah terbunuh,” kata Reuters dalam pernyataannya.

Kantor berita itumenambahkan bahwa Abdallah adalah “bagian dari kruvidiografer yang telah lama menjadi bagian dari tim Reuters di selatan Lebanon.”

Fotografer AFP Christina Assi, dan jurnalis video AFP Dylan Collins juga sedang meliput di tempat yang sama. Merekadilarikan ke rumah sakit di Kota Tirus, Lebanon untuk mendapatperawatan.

Dua reporter Reuters lainnya, “Thaer Al-Sudani dan Maher Nazeh juga mengalami cedera dan sedang mencari perawatanmedis,” kata Reuters, sambil menambahkan pihaknya sedangmencari lebih banyak informasi segera.

Al Jazeera mengatakan dua wartawan mereka ada di antarasejumlah korban cedera dan menuding “Israel atas pengebomankendaraan mereka.” Kedua wartawan itu diidentifikasi sebagaiCarmen Joukhadar dan Elie Brakhya.

“Kami sangat prihatin bahwa sekelompok jurnalis yang dengansangat jelas teridentifikasi telah terbunuh dan terluka saatmelaksanakan tugas mereka,” kata Direktur PemberitaanGlobal AFP, Phil Chetwynd.

“Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepadarekan-rekan kami di Reuters atas wafatnya Issam dan kami semua menarik rekan-rekan kami yang cedera di rumah sakit.”

Koresponden AFP melaporkan serangan roket menarget desaDhayra, Alma al-Shaab dan Adaysseh. Asap membubung dariwilayah tersebut.

Militer Israel mengatakan dalam pernyataannya tak lama sebelum para wartawan itu tertembak:

“Beberapa saat yang lalu, sebuah ledakan terjadi di pagar perbatasan di Hanita (GalileaBarat.” Militer merujuk pada sebuah titik di Israel yang terletakhanya di seberang perbatsan Alma al-Shaab.

“Dinding (perbatasan) mengalami kerusakan ringan. Sebagaitanggapan, pasukan IDF (militer Israel) sedang meresponsdengan menembakkan artileri ke arah wilayah Lebanon.”

Kelompok Hizbullah yang didukung oleh Iran mengatakanpihaknya membalas dengan menembak ke arah sejumlah posisidi Israel.

Juru bicara Pemerintah Israel mengatakan melalui platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa pesawat militeryang dikendalikan dari jarak jauh sedang menyerang target-target Hizbullah.

Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon (The United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) mengatakan pihaknya “sudah berkomunikasisecara aktif dengan pihak berwenang dari kedua sisi Garis Biruuntuk menurunkan ketegangan.”

Garis demarkasi PBB dibuat ketika pasukan Israel mundur dariselatan Lebanon pada 2000 setelah 22 tahun menduduki wilayahitu.

Lebanon dan Israel secara teknis masih berperang. Pasukanperdamaian PBB sudah dikerahkan di Lebanon sejak 1978.

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan pasukanIsrael “menarget langsung para wartawan sebagai bagian dariserangan mereka terhadap wilayah Lebanon.”

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan“belasungkawa mendalam” kepada keluargajurnalis Reuters Abdallah dan wartawan lainnya yang terbunuhsaat menjalankan tugas.

"Saya ingin mengatakan betapa hal ini menunjukkan risiko yang luar biasa dari merembetnya konflik ini, terutama kaitannyadengan Lebanon," kata Guterres merujuk pada konflik Israel-Hamas.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakanmelalui X: “Hati kami bersama keluarga para jurnalis yang kehilangan nyawa dan mereka yang menderita luka-luka di Lebanon. Para jurnalis melakukan pekerjaan penting untukmemberikan informasi yang lebih baik kepada masyarakat, seringkali dalam kondisi berbahaya.” 

Sumber: jawapos
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita