GELORA.CO - Militer Israel menjelajahi wilayah selatan negara itu untuk memburu para anggota Hamas dan mengerahkan tank-tank di perbatasannya untuk mencegah terjadinya penyusupan pada hari Senin (9/10).
Mereka juga mengintensifkan serangan udara di Jalur Gaza, dan mengerahkan operasi yang menurut perdana menterinya akan menghancurkan kemampuan militer dan kemampuan memerintah kelompok militan itu.
Lebih dari dua hari setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Gaza, militer Israel mengatakan sebagian besar pertempuran telah mereda untuk saat ini.
Israel secara resmi menyatakan perang pada hari Minggu, mengisyaratkan akan terjadi pertempuran yang lebih besar di masa depan, dan kemungkinan dilancarkannya serangan darat ke Gaza – sebuah tindakan yang di masa lalu telah menimbulkan banyak korban jiwa.
Kelompok militan Hamas terus menembakkan roket ke wilayah Israel, sehingga mendorong Israel untuk menyalakan sirene serangan udara di Yerusalem dan Tel Aviv.
Warga sipil sudah menanggung akibatnya yang sangat besar. Sekitar 700 orang telah terbunuh di Israel, jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan skala konflik yang terjadi baru-baru ini. Hampir 500 orang tewas di Gaza, daerah kantong kecil dan miskin berpenduduk 2,3 juta warga Palestina yang berbatasan dengan Israel dan Mesir. Kelompok militan Palestina mengaku menahan lebih dari 130 tawanan dari pihak Israel.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memerintahkan “pengepungan total” di Gaza, dengan mengatakan pihak berwenang akan memutus aliran listrik dan memblokir masuknya makanan dan bahan bakar. Israel dan Mesir telah memberlakukan berbagai tingkat blokade di Gaza sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan saingannya di Palestina, Fatah, pada tahun 2007.
Kepala juru bicara militer Isarel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan kepada wartawan bahwa Israel masih memiliki “kontrol” atas komunitas-komunitasnya di perbatasannya. Ia mengatakan ada beberapa insiden yang terjadi pada Senin pagi, namun “pada tahap ini, tidak ada pertempuran di kawasan dekat komunitas-komunitas tersebut.” Meski demikian ia menambahkan bahwa “mungkin masih ada teroris di wilayah tersebut.”
Sementara itu, tank-tank dan drone-drone Israel menjaga celah-celah di perbatasan untuk mencegah infiltrasi lebih lanjut, kata Hagari, seraya menambahkan bahwa 15 dari 24 komunitas perbatasan telah dievakuasi, dan sisanya diperkirakan akan dievakuasi dalam 24 jam ke depan.
Sebelumnya, juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua mengatakan kepada Associated Press melalui telepon bahwa sejumlah anggota kelompok tersebut terus bertempur di luar Gaza dan telah menangkap lebih banyak warga Israel pada Senin pagi.
Ia mengatakan kelompoknya itu bertujuan untuk membebaskan semua orang Palestina yang ditahan oleh Israel, yang di masa lalu telah menyetujui kesepakatan pertukaran yang tidak seimbang, di mana Israel membebaskan sejumlah besar tahanan untuk tawanan individu atau jenazah tentaranya.
Sementara itu, Israel menyerang lebih dari 1.000 sasaran di Gaza, kata militernya, termasuk serangan udara yang meratakan sebagian besar kota Beit Hanoun di sudut timur laut wilayah tersebut. Hagari mengatakan Hamas menggunakan kota itu sebagai tempat melancarkan serangan. Belum ada laporan langsung mengenai korban jiwa, dan sebagian besar populasi kota itu yang berjumlah puluhan ribu kemungkinan telah melarikan diri terlebih dahulu.
Hagari mengatakan tentara telah memanggil sekitar 300.000 tentara cadangan untuk terjun ke lapangan – sebuah mobilisasi besar-besaran – dan bahwa Israel bertujuan untuk mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza.
Sumber: voa