Israel Bom Gereja Tertua di Jalur Gaza, 8 Orang Tewas

Israel Bom Gereja Tertua di Jalur Gaza, 8 Orang Tewas

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Setidaknya delapan orang tewas usai Israel meluncurkan serangan udara ke gereja tertua di Jalur Gaza Palestina, Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, pada Kamis (19/10).

Al Jazeera melaporkan puluhan orang juga mengalami luka imbas serangan tersebut.

Gereja itu menjadi tempat penampungan sementara bagi warga sejak pasukan Israel dan milisi di Palestina, Hamas, perang.

Halaman dan koridor gereja menjadi tempat berlindung bagi umat Islam dan Kristen di Gaza di saat perang.

Sebelum dibombardir, uskup di Gereja Saint Porphyrius Elias sempat memprediksi Israel bisa saja menargetkan bangunan itu.

"Militer Israel telah mengebom banyak tempat perlindungan, saya tak yakin Israel tak akan membom gereja," ungkap Elias seperti dikutip Al Jazeera.

Dia lalu mengatakan setiap serangan terhadap gereja, tak hanya merupakan serangan terhadap agama, tetapi juga merupakan serangan terhadap kemanusiaan.

"Kemanusiaan kita menyerukan kita untuk menawarkan kedamaian dan kehangatan kepada semua orang yang membutuhkan," kata Elias.

Tempat ibadah tersebut merupakan bangunan yang memiliki sejarah panjang. Gereja ini dibangun pada 1150 hingga 1160 M oleh Tentara Salib.

Gereja ini juga kerap memberi penghiburan bagi warga Palestina apalagi di masa-masa sulit seperti sekarang, demikian dikutip Al Jazeera.

Hamas dan Israel berperang sejak 7 Oktober lalu. Mereka terus saling serang hingga sekarang.

Imbas perang itu ribuan orang di Palestina dan Israel tewas, fasilitas publik seperti rumah sakit dan gereja juga turut hancur gegara serangan roket.

Serangan ke gereja ini berlangsung tiga hari setelah roket menerjang Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Jalur Gaza. Insiden ini menewaskan 500 orang lebih dan melukai ratusan lainnya.

Sebab, rumah sakit itu telah menjadi penampungan warga Gaza yang membutuhkan perawatan dan perlindungan di tengah gempuran Israel.

Sumber: cnnindonesia
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita