GELORA.CO -Keberhasilan serangan diam-diam yang diluncurkan kelompok militan Palestina, Hamas, ke Israel disebut sebagai salah satu kegagalan terbesar lembaga intelijen Tel Aviv dalam mendeteksi serangan tersebut.
Sebelum melancarkan serangan itu, Hamas diketahui telah mempersiapkan rencananya selama dua tahun dengan kerahasiaan tingkat tinggi.
Banyak laporan yang mengungkap berbagai faktor-faktor keberhasilan yang membuat Hamas berhasil menyerang pertahanan Israel, termasuk berkat handphone Huawei yang digunakan Hamas.
Laporan tersebut diungkapkan oleh mantan anggota al-Qaeda, Aimen Dean, yang kini direkrut menjadi mata-mata Inggris.
Menurut Aiden, selama lebih dari dua tahun terakhir para petinggi Hamas menggunakan HP dan perangkat elektronik lain dengan merek Huawei dari China untuk merencanakan aksinya.
"Kepada semua orang yang bertanya-tanya tentang kegagalan agen intel Israel dalam mendeteksi rencana Hamas, salah satu faktornya adalah Huawei!" kata Aiden, dalam unggahannya di platform X, seperti dikutip CNBC, Kamis (12/10)
"Selama lebih dari 30 bulan belakangan, para pimpinan Hamas menggunakan HP, tablet, dan laptop buatan Huawei," tambahnya.
Mantan anggota al-Qaeda itu mengindikasikan bahwa teknologi Huawei sulit ditembus oleh mata-mata Israel dan Barat, karena dilindungi oleh keamanan tingkat tinggi, yang membuat Hamas menggunakan merek tersebut.
Pernyataan tersebut lantas diunggah kembali oleh BeijingDai yang kerap membahas masalah teknologi, ekonomi, dan militer China.
Menurut akun tersebut, alasan itu masuk akal dengan kebencian yang selalu ditunjukkan Amerika Serikat terhadap produk Huawei milik China.
"Tampaknya para pemimpin Hamas memang menggunakan telepon Huawei untuk mencegah badan intelijen Barat melakukan penyadapan. Kita bisa memahami mengapa AS begitu membenci Huawei saat ini," tulis @BeijingDai dalam platform X.
"Jika Anda tidak ingin privasi Anda terungkap di depan CIA, silakan beli ponsel Huawei," sindirnya.
Pada akhir pekan lalu, Hamas telah melakukan serangan Badai Al Aqsa untuk melawan pendudukan Israel di Jalur Gaza. Serangan tersebut merupakan serangan terbesarnya sejak lima dekade lalu, yang menyebabkan ratusan korban jiwa.
Sebagai tanggapan, Israel meluncurkan serangan baliknya dan juga menyebabkan banyak warga sipil Palestina yang berjatuhan.
Sumber: RMOL