GELORA.CO - Polisi mengamankan 12 aktivis Greenpeace yang menggelar unjuk rasa di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jumat (6/10/2023) pagi ini.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin menjelaskan, sejumlah aktivis lingkungan menggelar aksi unjuk rasa sekitar pukul 05.00 WIB.
Dia mengatakan, dalam aksi itu, beberapa orang membawa beberapa atribut boneka raksasa berbentuk gurita. Mereka kemudian berhenti di Bundaran HI dan masuk ke dalam kolam.
“Saat ini ada sekitar 12an (diamankan),” ujar Komarudin saat dihubungi wartawan.
Dia mengatakan, petugas sudah mengimbau para aktivis tersebut supaya tidak menyebur ke dalam kolam.
“Sekitar 10-12 orang menyeburkan diri, membawa dengan memasukan barang-barang tersebut dan langsung kita amankan,” kata dia.
Sampai saat ini, aktivis tersebut masih diperiksa polisi. Meski begitu, Komarudin belum menjelaskan nasib belasan orang itu setelah ditangkap.
"Ya liat aja nanti ikuti prosedur hukumnya," ujarnya.
Greenpeace menggelar aksi di Bundaran HI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat pagi. Mereka membawa gurita monster oligarki yang kemudian menduduki kolam Bundaran HI.
Selain monster gurita, Greenpeace juga membawa tiga manekin menyerupai figur bakal capres di Pemilu 2024. Terlihat gurita itu mencengkeram tiga manekin tersebut.
Lewat aksinya, Greenpeace mengajak publik mewaspadai oligarki yang menyelinap di belakang para kandidat. Mereka menyerukan pemilu tanpa oligarki dan memilih bumi bukan oligarki.
Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik mengatakan, pihaknya mendesak capres-cawapares 2024 memiliki komitmen serius dan konkret untuk berpihak kepada masyarakat. Greenpeace juga mendesak para capres dan cawapres melepaskan diri dari belenggu oligarki.
“Kami juga mendesak para capres-cawapres memiliki komitmen yang serius dan konkret untuk berpihak kepada rakyat dan melepaskan diri dari agenda-agenda oligarki,” kata dia.
“Rakyat sudah merasakan dampak buruk dari menguatnya kekuatan ekonomi-politik oligarki di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, seperti terancamnya demokrasi dan pelindungan lingkungan hidup, serta perampasan ruang hidup masyarakat adat dan kelompok rentan lainnya,” kata dia.
Sumber: idntimes