GELORA.CO - Majunya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres Prabowo menuai sorotan. Ada pihak yang menyebut itu sebagai upaya membentuk dinasti politik.
Anggapan itu dibantah oleh Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Menurutnya saat ini sudah tidak ada lagi dinasti politik di Indonesia yang merupakan negara demokrasi.
"Soal dinasti, misleading. Karena tidak ada lagi dinasti dalam negara demokrasi. Dinasti itu, atau dalam bahasa Indonesia-nya wangsa itu, wangsa itu adalah penguasa-penguasa karena darah," kata Fahri dalam talkshow kumparan, Info A1, yang tayang Selasa (24/10) malam.
Fahri menjelaskan dinasti itu ada di era kerajaan. Namun di Indonesia saat ini kerjaan yang masih punya kekuasaan hanya Hamengkubuwono di DIY, sedangkan yang lainnya sudah tidak ada.
"Jadi dinasti itu adalah kerajaan, keturunan, darah yang mewakili kekuasaan secara langsung. Bahwa kalau raja, anak saya, ada darah saya, dia harus menjadi raja juga. Sewaktu saya berkuasa dia namanya putra mahkota, setelah saya mangkat, putra mahkota jadi raja. Itu yang namanya dinasti," jelas Fahri.
Menurut Fahri yang terjadi saat ini bukanlah dinasti politik, tapi keluarga politik. Maksudnya dalam satu keluarga ada yang beberapa yang menjadi politisi. Bagi Fahri kondisi itu tidaklah salah.
"Kalau dalam demokrasi tidak ada [dinasti], yang ada itu namanya keluarga politik. Keluarga politik itu adalah kok banyak politisi dalam keluarga itu. Lho, itu sama dengan keluarga dosen, keluarga kiai, keluarga ustaz, keluarga pedagang, ya kan. Itu sama. Keluarga namanya," pungkas Fahri.
Prabowo-Gibran maju sebagai capres dan cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Koalisi tersebut terdiri dari sejumlah partai politik, salah satunya Partai Gelora.
Sumber: kumparan