Erdogan: Barat Tak Patuhi Hukum Internasional di Gaza karena Darah yang Tumpah Darah Umat Islam

Erdogan: Barat Tak Patuhi Hukum Internasional di Gaza karena Darah yang Tumpah Darah Umat Islam

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik negara-negara Barat atas dukungan "tanpa syarat" untuk serangan Israel di Gaza, Palestina.

“Negara-negara Barat tidak mematuhi hukum internasional di Gaza karena darah yang tumpah adalah darah umat Islam,” kata Erdogan di istana kepresidenannya di Ankara, Kamis, sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (27/10/2023).

Komentar keras Erdogan muncul ketika militer Israel bersiap untuk pertempuran tahap berikutnya, di mana Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pasukan dan tanknya memasuki Gaza utara dalam serangan yang ditargetkan pada Rabu malam.

Presiden Turki menyebut serangan Israel di Gaza sebagai tindakan yang "biadab".

“Tidak ada seorang pun yang mengharapkan Turki untuk tetap diam dalam menghadapi kekerasan di Gaza,” kata Erdogan.

Menurutnya, tidak ada perbedaan antara anak-anak Gaza, Palestina, Israel, dan Suriah di mata Turki.

Dia mengatakan pihaknya akan mengintensifkan upayanya bersama Mesir untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 7.000 warga Palestina, termasuk 2.913 anak-anak tewas dalam serangan udara sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.

Di Tepi Barat yang diduduki Israel, lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam kekerasan dan serangan Israel.

Selain itu, ketegangan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon semakin meningkat ketika pasukan Israel dan militan Hizbullah saling bertukar serangan.

Media Lebanon pada hari Kamis mengatakan Israel melakukan serangan udara dan serangan pesawat tak berawak dini hari di Lebanon selatan.

Hizbullah dan Israel bentrok sejak sehari setelah perang Israel-Hamas pecah menyusul serangan mematikan Hamas terhadap Israel.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pihaknya sangat membutuhkan bahan bakar untuk mempertahankan operasi kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa banyak orang di Gaza.

“Jika bahan bakar tidak diterima di Gaza, UNRWA akan terpaksa mengurangi pasokan secara signifikan dan dalam beberapa kasus menghentikan operasi kemanusiaannya di Jalur Gaza. Waktu 24 jam ke depan adalah masa yang sangat kritis,” kata badan tersebut.

Sementara itu, di tengah perang Israel-Gaza yang sedang berlangsung, sistem universitas Florida, bekerja sama dengan Gubernur Ron DeSantis memerintahkan perguruan tinggi untuk menutup organisasi mahasiswa pro-Palestina, menandai negara bagian AS pertama yang melarang kelompok yang kepemimpinan nasionalnya mendukung serangan Hamas terhadap Israel.

Sumber: sindonews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita