Dugaan Pemerasan Syahrul Yasin Limpo oleh Pimpinan KPK, Penyerahan Uang Sudah Terjadi 3 Kali?

Dugaan Pemerasan Syahrul Yasin Limpo oleh Pimpinan KPK, Penyerahan Uang Sudah Terjadi 3 Kali?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Di antara pengusutan dan penggeledahan untuk dugaan korupsi yang terjadi di Kementerian Pertanian oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mencuat laporan masyarakat yang masuk ke Polda Metro Jaya. Isinya, dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK dalam penanganan perkara di Kementerian Pertanian pada 2021. 

Foto yang sedang viral, yang menunjukkan pertemuan Ketua KPK Firli Bahuri dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di pinggir lapangan bulu tangkis, kemungkinan ada dalam kronologi yang dibeberkan dalam pemeriksaan dugaan pemerasan itu. Atau setidaknya itu bukan pertemuan yang pertama. 

Sebabnya, kronologi dari proses pemeriksaan dugaan pemerasan yang didapat TEMPO menyebut pertemuan itu pada Desember 2022. Adapun sejumlah orang yang mengaku tahu pertemuan dalam foto itu mengungkap waktunya Maret 2022.

Masih dalam proses pemeriksaan kasus yang sama, TEMPO juga menerima dokumen foto dua surat panggilan Polda Metro Jaya kepada, masing-masing, Heri yang tertera sebagai sopir Menteri Pertanian RI dan Panji Harianto sebagai ajudan Menteri Pertanian. Surat tertanggal 25 Agustus 2023 untuk kehadiran pada 28 Agustus 2023.

Pemeriksaan itu diduga yang kemudian terangkai ke kedatangan Syahrul Yasin Limpo ke Polda Metro Jaya pada Kamis siang, 5 Oktober 2023. Tak berhasil dicegat wartawan di lokasi, SYL memberikan konfirmasinya di Kantor NasDem Tower kalau dia telah memberikan keterangan kepada penyidik selama hampir tiga jam. Keterangan itu disusul dari Polda yang menyebut sedang mengusut dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK di lingkungan Kementerian Pertanian.

Berikut ini kronologi dugaan pemerasan yang saat ini sudah naik ke tahap penyidikan di Polda Metro Jaya tersebut. Kronologi berdasarkan keterangan Heri yang didapat TEMPO dari sumber yang mengaku dekat dengan Syahril Yasin Limpo. Dia antara lain ikut mendampingi di Polda dan mengetahui 'pelarian' SYL dari kepungan para wartawan pada 5 Oktober lalu. 

Awal Kronologi dan Peran Orang Penghubung

Menurutnya, dugaan kasus pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo bermula pada Juni 2022. Dalam kronologi tertulis yang diteruskannya dari Heri itu, Menteri Syahrul dihubungi oleh seseorang yang diduga terhubung ke Firli Bahuri. Dia menginformasikan kepada SYL bahwa Ketua KPK akan mengirimkan tim untuk menyelidiki beberapa masalah di lingkup Kementerian Pertanian. 

Dari informasi itu kemudian diatur jadwal pertemuan sang menteri dengan ketua komisi antirasuah tersebut. Pertemuan direalisasikan pada akhir Juni di rumah Firli Bahuri. 

Sebelum berangkat ke kediaman Firli, ajudan Mentan, Panji Harjanto, meminta Heri datang ke rumah dinas Syahrul di Widya Chandra, Jakarta Selatan. Saat itu, menurut keterangan kronologi yang dibuat Heri, di ruang tamu ada orang yang pernah menelpon menginformasikan penyelidikan KPK. "Pada hari itu, SYL menyampaikan bahwa ia akan bertemu dengan Firli," bunyi bagian dari kronologi tertulis itu.

Sebelumnya, ada permintaan dari Firli agar SYL memberikan sejumlah uang. Namun, kata Heri, Menteri Syahrul hanya mampu memberikan satu miliar dalam mata uang dolar Singapura. Malam itu mantan Guberrnur Sulawesi Selatan dua periode itu berangkat dalam mobil Innova hitam beserta uang tersebut menuju kediaman Firli. "Saya langsung pulang, tidak ikut," tulis Heri.

Kronologi berlanjut pada Oktober 2022. Heri mengaku dihubungi kembali oleh Panji untuk menemui orang yang terhubung dengan Firli Bahuri. Dia pun menuju rumah orang itu di kawasan Pulo Raya, Jakarta Selatan, setelah sebelumnya menjemput amplop berisi uang sekitar satu miliar yang sama.

Herri menuturkan tiba di rumah tujuan pukul 23 dan menunggu sampai pukul 03. Saat itu juga, dia menyerahkan amplop yang dimaksud. Amplop diterima dan disampaikan kepadanya kalau orang itu akan menghadap Firli besoknya.

Pertemuan di GOR Bulu Tangkis 

Desember 2022, Hari bersama Panji beserta Menteri Syahrul bertemu Firli di lapangan bulu tangkis sekitaran Mangga Besar. Belakangan diketahui bahwa pertemuan itu terjadi di Gelanggang Olahraga (GOR) Tangki. 

Setiba di sana Firli disebutkan sedang bermain bulutangkis sehingga sang menteri menunggu di pinggir lapangan. Setelah selesai, Firli mendatangi kemudian berbincang-bincang di pinggir lapangan tersebut. 

Mentan meninggalkan GOR Tangki pukul 22.30. Berbarengan dengan itu, Panji memberikan tas yang berisi sejumlah uang kepada ajudan dari Firli. Menurut Heri, besaran uang dalam tas itu kurang lebih sama dengan dua kali pemberian sebelumnya. 

"Beberapa kali sudah diantar (uang yang diminta). Dan yang terakhir belum bisa dipenuhi, akhirnya jadi tersangka," kata Heri. 

Bantahan Firli Bahuri

Dalam konferensi pers di Gedung KPK pada 5 Oktober lalu, Ketua KPK Firli Bahuri membantah kabar pemerasan oleh pimpinan di lembaga itu dalam penanganan korupsi di Kementerian Pertanian. "Hal tersebut tidak benar dan tidak pernah dilakukan oleh pimpinan KPK," kata Firli.

Dia malah mengungkap seringnya penyalahgunaan informasi terkait KPK untuk upaya pemerasan terhadap para pihak berperkara. Menurutnya, beberapa kali terjadi penyalahgunaan foto yang mengatasnamakan pimpinan, menghubungi beberapa kepala daerah, menteri, anggota DPR RI. 

Lebih jauh dia menyatakan tidak pernah bertemu orang yang memberikannya uang sejumlah satu miliar dolar. Firli tak menyebut mata uang dolar itu lebih spesifik lagi. Dia hanya menambahkan, "Saya pastikan itu tidak ada. Bawanya satu miliar dolar itu banyak loh. Siapa yang mau ngasih uang 1 miliar dolar itu?"

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita