GELORA.CO - Sosok Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan sejak beberapa hari terakhir. Ia digadang-gadang menjadi Calon Wakil Presiden RI (Cawapres) mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Wacana Gibran menjadi Cawapres makin menguat setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan seorang mahasiswa asal Solo agar seseorang yang pernah atau sedang menjabat kepala daerah, bisa mencalonkan diri sebagai Capres-Cawapres meski belum berusia 40 tahun.
Gibran Rakabuming sendiri mengklaim, selama memimpin Solo, dirinya berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi daerahnya hingga 6,25 persen dari sebelumnya hanya minus 1,74 persen.
Namun demikian, banyak pihak yang meragukan kemampuan putra sulung Presiden Jokowi tersebut. Ini karena pembangunan infrastruktur Solo yang bersumber dari non-APBD Kota Solo, sejak dua tahun terakhir memang meningkat sangat pesat.
Pasalnya, entah kebetulan atau tidak, di era Gibran menjabat Wali Kota Solo dan ayahnya menjabat Presiden RI, banyak proyek pemerintah pusat digeber di Kota Surakarta. Kondisi menguntungkan yang belum tentu didapat di daerah lainnya di Tanah Air.
Nah berikut daftar proyek-proyek besar yang dananya bersumber dari APBN dan BUMN yang dibangun di wilayah Kota Solo yang dirangkum dari dari berbagai sumber:
1. Rel Layang Simpang Joglo
Pembangunan rel layang yang dibangun di Simpang Tujuh Joglo, Solo, merupakan rel layang terpanjang di Indonesia, yang diharapkan dapat mengatasi kemacetan di perlintasan sebidang Simpang Joglo, Solo.
Dana pembangunan proyek ini adalah sebesar Rp 920 miliar yang bersumber dari anggaran APBN dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
2. Revitalisasi Taman Balekambang
Proyek infrastruktur besar kedua yang dananya bersumber dari APBN adalah revitalisasi Taman Balekambang. Taman Balekambang yang awalnya memiliki luas 9,8 hektare bertambah menjadi 12,5 hektare.
Mengutip Antara, untuk revitalisasi taman hutan kota tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp 154 miliar dari Kementerian PUPR.
3. Revitalisasi Pasar Jongke
Pasar Jongke merupakan pasar tradisional yang terletak di wilayah barat Kota Surakarta. Pagu anggarannya adalah Rp 135 miliar dari Dinas Cipta Kerja PUPR sebagaimana dikutip dari laman LPSE.
4. Revitalisasi Pasar Mebel Gilingan
Proyek pembangunan dengan anggaran jumbo lainnya dari pemerintah pusat adalah revitalisasi Pasar Mebel Gilingan.
Mengutip laman Pemkot Surakarta, pembangunan pasar yang akan mempunyai tiga lantai tersebut didirikan di atas tanah Pasar Mebel Gilingan Solo dengan luas sekitar 5.000 meter persegi yang akan menghabiskan biaya sekitar Rp 50,8 miliar yang didanai Kementerian Perindustrian.
5. Penataan Jalan Ngarsopuro-Gatot Subroto
Koridor Jalan Gatot Subroto hingga Ngarsopuro, Kota Solo, ditata besar-besaran oleh Kementerian PUPR. Dikutip dari situs PUPR, penataan kawasan koridor pedestrian Kota Surakarta dimulai sejak Juni 2022 dengan biaya Rp 31,6 miliar.
Lingkup pekerjaannya mencakup fasad dan gapura dengan konsep wayang, Pasar Triwindu, pedestrian dan jalan lingkungan, drainase lingkungan, mural, kanopi, dan lampu kawasan.
6. Renovasi Pura Mangkunegaran
Proyek besar keenam di Solo yang digarap pemerintah pusat selanjutnya adalah revitalisasi Pura Mangkunegaran. Pagu anggaran untuk proyek restorasi Pura Mangkunegaran Solo tahun ini senilai Rp 18 miliar.
Beberapa yang perlu diperbaiki diantaranya yakni Panti Putro, Pagar Keliling, Gudang, Tempat Kereta, Pemukiman Kavaleri dan sebagainya.
7. Revitalisasi Lokananta
Lokananta adalah perusahaan rekaman pertama dan terbesar di Indonesia pada masanya yang didirikan pada 1956. Puluhan tahun jadi bangunan tua yang tidak terawat, Kementerian BUMN mulai melakukan revitalisasi.
Anggaran revitalisasi Lokananta sekitar Rp 50 miliar yang digarap oleh Danareksia, selaku BUMN yang memiliki aset tersebut.
Baca juga: Kenapa Dulu Ahok Keberatan Halim Dijadikan Stasiun Kereta Cepat?
8. Revitalisasi Keraton Kasunanan
Mengutip Harian Kompas, Keraton Kasunanan Surakarta, di Kota Surakarta mendapat kucuran dana revitalisasi Rp 35 miliar. Pembangunannya bakal dilakukan bertahap hingga beberapa tahun ke depan, Alun-alun Selatan dan Utara bakal menjadi titik awal revitalisasi.
Seluruh anggaran revitalisasi sebesar Rp 35 miliar itu berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
9. PLTSa Putri Compo
Sama halnya dengan Lokananta, pembangunan PLTSa Putri Compo didanai melalui BUMN. Lokasinya berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo di Kecamatan Jebres, Solo.
Dana pembangunannya berasal dari BUMN PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Pendanaan lainnya berasal dari China Construction Bank serta Korea Development Bank.
10. Jembatan Jurug
Jembatan Jurug merupakan jembatan penghubung antara Kota Solo dengan Kabupaten Karanganyar yang membentang di bawah Kali Bengawan Solo.
Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR melakukan perbaikan pada Jembatan Jurug B yang membuatnya ditutup. Anggarannya berasal dari Bina Marga Kementerian PUPR.
11. Pembangunan Viaduk Gilingan
Pembangunan Viaduk Gilingan Solo juga menggunakan dana dari APBN lewat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Nilai pagunya sebesar Rp 18 miliar.
Setelah dilakukan pembangunan, Viaduk Gilingan kini terlihat lebih lebar. Karena memang jalan menuju Masjid Sheikh Zayed tersebut dilebarkan.
12. Rusun Putri Cempo
Infrastruktur kedua belas yang dibangun pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR di Kota Solo adalah Rusun Putri Cempo di Jebres. Pembangunannya dilakukan Direktorat Jenderal Perumahan.
Total anggarannya mencapai Rp 17 miliar. Rusun ini dibangun bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang membutuhkan hunian di Surakarta.
Selain keduabelas proyek besar pemerintah pusat yang anggarannya berasal dari keroyokan dari berbagai instansi pusat, Kota Solo juga diguyur pembangunan yang didanai hibah swasta dan asing.
Beberapa proyek hibah tersebut antara lain pembangunan Masjid Sheikh Zayed, rencana pembangunan GOR Indoor Manahan, dan Islamic Center. Ketiga proyek ini dananya bersumber dari UEA.
Berikutnya adalah pembangunan Museum of Culture and Technology yang didanai konglomerat Tahir, dan pembangunan Solo Safari (dulu bernama Kebun Binatang Jurug) yang investornya Taman Safari Indonesia.
Sumber: kompas