GELORA.CO - Hamas dilaporkan telah membebaskan beberapa sandera Israel. Mereka yang disandera pun memberikan kesaksian selama berada di bawah kendali kelompok dari Palestina tersebut.
Yocheved Lifschitz, seorang nenek berusia 85 tahun yang baru saja dilepas setelah disandera oleh Hamas selama lebih dari dua minggu, memberikan testimoni yang sangat berbeda dari narasi umum tentang kelompok tersebut.
Setibanya di Gaza, dia mengatakan bahwa para penculiknya membawanya ke dalam terowongan dan memperlakukannya dengan baik.
Lifshitz mengatakan seorang dokter telah mengunjunginya dan memastikan dia dan sandera lainnya menerima obat-obatan yang sama dengan yang mereka konsumsi di Israel.
"Sungguh tidak terduga," ungkap Lifschitz dalam bahasa Ibrani, yang kemudian diterjemahkan oleh putrinya, Sharone, "Orang-orang itu ramah, menjaga tempatnya dengan sangat bersih, dan sangat peduli. Kami bisa mengatakan itu sebagai penghargaan untuk mereka."
Pernyataan ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru mengenai narasi yang selama ini dibangun oleh pemerintah Israel terhadap Hamas, kelompok yang sering digambarkan sebagai organisasi teroris.
Lifschitz bukanlah satu-satunya sandera yang dilepas. Nenek berusia 79 tahun bernama Nurit Cooper juga dibebaskan pada malam yang sama, namun suaminya masih disandera. Kedua wanita lansia ini dibebaskan melalui mediasi dari Mesir dan Qatar.
Ini menjadi kejutan besar, terutama karena Lifschitz dan Cooper dibebaskan hanya beberapa hari setelah pernyataan kontroversial oleh seorang rapper Inggris-Irak, Lowkey, yang menuduh Israel telah melakukan serangan udara terhadap sebuah rumah sakit di Gaza.
Pemerintah Israel belum memberikan komentar resmi mengenai pernyataan Lifschitz, namun berdasarkan informasi yang ada, Lifschitz dan Cooper saat ini sedang menjalani pemeriksaan medis di Tel Aviv.
Dalam video yang dirilis oleh Hamas, Lifschitz tampak menyalami pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer dari Hamas, saat hendak berpisah. Dari situ, tampak jelas bahwa ada narasi lain yang perlu dieksplorasi lebih dalam untuk memahami kompleksitas konflik ini.
Walaupun situasi di wilayah konflik masih sangat dinamis dan penuh dengan informasi yang bisa jadi tidak akurat, testimoni dari Lifschitz ini memberikan sudut pandang baru yang patut untuk diperhatikan.
Sumber: inilah