GELORA.CO - Massa demonstran yang marah membakar salah satu bangunan di komplek Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut, Lebanon, menyusul aksi protes akibat serangan terhadap rumah sakit di Gaza pada Selasa (17/10/2023) yang menewaskan ratusan orang.
Melansir The Independent, Rabu (18/10/2023), ratusan demonstran berkumpul di luar kedutaan besar AS di Beirut, mengibarkan bendera Palestina, hanya beberapa jam sebelum kunjungan Presiden Biden ke negara tetangga Israel.
Menurut laporan, para demonstran melemparkan sesuatu yang tampak seperti bom molotov. Benda tersebut kemudian menyebabkan kebakaran di kedutaan.
Para pengunjuk rasa juga memblokir jalan-jalan di dekat kedutaan dan menuju ke Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut, kata Departemen Luar Negeri AS.
Rekaman yang diposting di media sosial juga menunjukkan seorang pemrotes memanjat pagar kawat berduri yang mengelilingi gedung untuk menancapkan bendera Palestina di tiang bendera kedutaan.
Atas insiden ini, AS meningkatkan level peringatan perjalanan menjadi level 4, yang berarti warga AS dilarang bepergian ke Lebanon.
“Kami mengimbau warga AS untuk tidak bepergian ke Lebanon. Kami menyarankan agar warga negara AS di Lebanon membuat pengaturan yang tepat untuk meninggalkan negara itu; opsi komersial saat ini tetap tersedia. Kami menyarankan agar warga negara AS yang memilih tidak pergi menyiapkan rencana kontinjensi untuk situasi darurat,” tulis Kedutaan Besar AS di Beriut melalui akun Instagram resminya.
Anggota keluarga dari personil pemerintah AS dan staf kedutaan yang tidak penting diizinkan untuk meninggalkan Lebanon setelah kedutaan di Beirut menjadi sasaran para pemrotes yang memicu kebakaran di kompleks tersebut.
"Pada 17 Oktober 2023, Departemen Luar Negeri mengizinkan keberangkatan sukarela dan sementara anggota keluarga personel pemerintah AS dan beberapa personel non-darurat dari Kedutaan Besar AS di Beirut karena situasi keamanan yang tidak dapat diprediksi di Lebanon," ungkap pengumuman Kedutaan Besar AS di Beirut.
Pengumuman tersebut mencatat bahwa demonstrasi besar telah meletus setelah kekerasan baru-baru ini di Israel dan Gaza.
Kedutaaan melanjutkan, warga negara AS harus menghindari demonstrasi dan berhati-hati jika berada di sekitar pertemuan atau protes besar karena beberapa di antaranya telah berubah menjadi kekerasan.
"Para pengunjuk rasa telah memblokir jalan-jalan utama, termasuk jalan raya antara pusat kota Beirut dan daerah di mana Kedutaan Besar AS berada, dan antara Beirut dan Bandara Internasional Beirut Rafic Hariri."
Mereka memperingatkan bahwa warga AS yang memilih untuk melakukan perjalanan ke Lebanon harus menyadari bahwa petugas konsuler dari Kedutaan Besar AS tidak selalu dapat melakukan perjalanan untuk membantu mereka.
"Departemen Luar Negeri AS menganggap ancaman terhadap personil pemerintah AS di Beirut cukup serius sehingga mengharuskan mereka untuk tinggal dan bekerja di bawah pengamanan yang ketat. Kebijakan keamanan internal Kedutaan Besar AS dapat disesuaikan setiap saat dan tanpa pemberitahuan sebelumnya,” pungkasnya.
Aksi protes juga terjadi di kedutaan Prancis di Beirut, di mana para pemrotes terlihat mengibarkan bendera Palestina dan potret Mohammed Deif, kepala Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Pihak keamanan kedutaan menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Sumber: bisnis