CERITA Mahfud Tolak Ajakan Jadi Cawapres Anies dan Prabowo, Lebih Pilih Ganjar

CERITA Mahfud Tolak Ajakan Jadi Cawapres Anies dan Prabowo, Lebih Pilih Ganjar

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Mahfud MD resmi dipilih jadi Bakal calon wakil presiden Ganjar Pranowo.

Sebelumnya, Mahfud MD mengaku, dirinya pernah ditawari untuk menjadi calon wakil presiden bagi Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

Namun, ajakan tersebut ditolak oleh Mahfud MD.

Mahfud mengatakan, tawaran untuk menjadi cawapres Anies ia terima dari Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, salah satu partai politik pengusung Anies.

"Saya sudah dihubungi oleh mereka, waktu itu, bahkan ketua parpol yang menghubungi saya. Dia bilang 'Pak Mahfud, kami menjajaki kalau cari orang nih. Kami kan nanti punya hak untuk mengusulkan nama, mau enggak Pak Mahfud dipasangkan dengan Pak Anies?" kata Mahfud, Kamis (19/10/2023), dikutip dari YouTube Najwa Shihab dan Kompas.com.

Mahfud mengatakan, ketika itu ia langsung menolak tawaran tersebut karena khawatir dituding menjadi biang kerok bubarnya koalisi pengusung Anies.

Padahal, ia harus menjaga situasi politk.

"Bukan saya ada masalah dengan Anies, (koalisi) partai Anda nanti pecah saya bilang. Karena kalau Anda bawa saya ke sana nanti setelah satu partai, Partai Demokrat bisa lari dari tempat Anda lalu yang dituduh saya memecah belah," kata dia.

Sementara itu, Mahfud mengatakan bahwa Prabowo dua kali memberi sinyal untuk mengajaknya menjadi calon wakil presiden.

Ia menyebutkan, suatu ketika Prabowo pernah mengajaknya menjadi cawapres ketika bertemu di Istana Kepresidenan.

"Sebelumnya juga pernah bilang di Istana, salaman, 'Pak Mahfud ini mau pilpres, kita dulu pernah sama-sama ya, kita nanti bisa menjemput takdir kiranya' negitu, salaman bentar," kata Mahfud menirukan ucapan Prabowo.

Mahfud adalah ketua tim sukses ketika Prabowo pada Pilpres 2024.

Mahfud menyebutkan, Prabowo juga menyinggung rencana berduet dengannya ketika bersilaturahmi dalam rangka Hari Raya Idul Fitri.

Ia menuturkan, saat itu Prabowo mengaku ingin membawa tokoh berlatar belakang Nahdlatul Ulama untuk menjadi cawapresnya.

"'Saya mau dengan NU, tapi bukan dengan PKB gitu. Saya mau koalisi dengan PKB, wapres NU tapi bukan dengan Cak Imin'. Siapa, 'ya nomor satu Khofifah, nomor dua Pak Mahfud' begitu," kata Mahfud menirukan Prabowo.

Mahfud menyarankan agar Prabowo melakukan simulasi antara dirinya atau Khofifah yang menjadi cawapresnya.

"'Ya simulasikan saja Pak' saya bilang gitu waktu itu. Jadi pernah juga (diajak Prabowo), tetapi saya tidak pernah bilang iya juga," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita