GELORA.CO - Anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka (36), resmi jadi cawapres Prabowo Subianto (72). Saat mendaftar sebagai peserta Pilpres 2024 ke KPU, Gibran masih berstatus sebagai kader PDIP.
PDIP juga tak bereaksi keras atas langkah Gibran ini. Beda cerita saat Budiman Sudjatmiko mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto.
Gibran bahkan bisa dibilang sedang "digantung" sama PDIP saat ini. Dipecat enggak, Gibran mundur juga enggak.
Keras ke Budiman Sudjatmiko
Budiman Sudjatmiko sempat menjadi sorotan karena menemui Prabowo di Jalan Kertanegara 4 pada 18 Juli 2023. Saat itu, Budiman masih berstatus kader PDIP.
Hal ini sungguh mengejutkan mengingat pada masa Orde Baru, keduanya berseberangan. Budiman yang merupakan aktivis prodemokrasi kala itu, rajin mengkritik pemerintah Soeharto. Sedangkan Prabowo sebagai petinggi militer, ada di pihak penguasa.
Bahkan Budiman sempat dipenjara Orba karena dituding menjadi dalang kerusuhan perebutan Kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada 27 Juli 1996. Kini, kantor PDI itu menjadi kantor PDI Perjuangan — partai yang kemudian menjadi tempat Budiman berkarier politik.
Pada Pemilu 2014 dan 2019, Budiman sebagai politikus PDIP banyak mengkritik Prabowo, rival Jokowi.
Namun, menjelang Pemilu 2024, semuanya berubah. Budiman dan Prabowo terlibat hubungan yang cair.
Makin ke sini, sikap Budiman yang mendukung Prabowo makin terang. Sampai akhirnya, ada deklarasi relawan Prabowo Budiman Bersatu atau Prabu. Ini terjadi pada 19 Agustus 2023.
Sejak itu kedekatan mereka semakin lekat. Tentu beda dengan tensi di PDIP yang mengusung Ganjar Prabowo sebagai capres. Elite banteng menggelar rapat, Budiman akhirnya dipecat pada 24 Agustus 2023.
"Memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Saudara Budiman Sudjatmiko, M.A. M.Phil dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," tulis putusan PDIP yang beredar tersebut.
Gibran Gimana?
Kabar Gibran jadi cawapres Prabowo memang sudah santer terdengar sejak Mei 2023. Tapi, PDIP tidak pernah bereaksi keras.
Tensi meningkat ketika memasuki Oktober, mendekati pendaftaran peserta pilpres. Gibran terbang dari Solo lewat Semarang ke Jakarta pada Jumat, 20 Oktober. Setiba di Jakarta, Gibran informasinya bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Belakangan terungkap, dalam pertemuan itu, Gibran pamit ke Puan, tapi tak diungkap juga pamit untuk mundur dari PDIP atau hanya pamit untuk menjadi cawapres Prabowo.
Gibran lalu sowan ke pada ketua umum Koalisi Indonesia Maju (KIM) satu per satu.
Sampai akhirnya waktu pendaftaran tiba, 25 Oktober. Gibran datang ke rumah Prabowo di Jalan Kertanegara. Prabowo-Gibran tampak kompak mengenakan kemeja biru muda — warna yang tak mewakili partai mana pun.
Perjalanan dilanjutkan ke Indonesia Arena, GBK, Jakarta. Di sana, untuk pertama kalinya Gibran bicara sebagai cawapres di hadapan para relawan, pendukung, dan simpatisan.
Acara lanjut ke KPU untuk mendaftarkan secara resmi ikut Pilpres 2024 sebagai cawapres Prabowo.
Ini jelas dan terang benderang Gibran menyeberang ke kubu Prabowo walau status masih kader PDIP. Gibran menjadi rival paslon PDIP, Ganjar-Mahfud.
Namun, Puan adem ayem saja menanggapi keputusan anak sulung Presiden Jokowi itu. Soal status Gibran juga lagi-lagi tak diungkap.
"Benar sudah ketemu ngobrol-ngobrol banyak hal yang kita bicarakan dan ya udah enggak masalah. Mas Gibran pamit dan ingin menjadi cawapres dari Mas Prabowo," tutur Puan usai rapat TPN Ganjar di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (25/10).
"Enggak ada (mundur), enggak mengembalikan KTA enggak ada. Hanya pamit untuk menjadi cawapres Pak Prabowo," ujarnya.
Belum ada pihak PDIP yang bisa dikonfirmasi tentang perbedaan sikap terhadap Budiman Sudjatmiko dan Gibran ini.
Sumber: kumparan