GELORA.CO - Prabowo Subianto resmi memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres di Pilpres 2024 mendatang.
Keputusan Gibran cawapres Prabowo diambil usai pertemuan ketua-ketua umum dan sekjen parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) di kediaman Prabowo pada Minggu 22 Oktober 2023 malam.
Usai pertemuan tersebut, Prabowo Subianto kemudian mengumumkan langsung Gibran cawapres dalam konferensi pers.
Untuk diketahui, selain Gibran, sebelumnya sejumlah nama disebut berpotensi kuat jadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Seperti Erick Thohir, Yusril Ihza Mahendra, Airlangga Hartarto sampai Ridwan Kamil.
Pertanyaannya, apa alasan Prabowo Subianto pilih Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres ketimbang nama-nama tenar tersebut?
Pertanyaan itulah yang dijawab Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta, melalui video yang diunggah di kanal Youtube Partai Gelora pada Jumat 19 Oktober 2023 malam.
Anis menceritakan bahwa 4 tahun terakhir merupakan rentetan peristiwa penting penyatuan Prabowo dengan Jokowi.
Apa yang dilakukan keduanya dalam 4 tahun terakhir itu menunjukkan kualitas kepemimpinan Prabowo dan Jokowi.
Selama itu pula, Prabowo melawan dirinya sendiri saat menerima ajakan rekonsiliasi yang berujung masuk ke dalam kabinet Presiden Jokowi.
Padahal dalam 2 pilpres edisi terkhir, Prabowo kalah dari Jokowi.
"Saya ini sudah mendukung Pak Prabowo dari 2014, 2019 dan sekarang juga. Saya melihat ada yang beda dari Pak Prabowo sekarang, yaitu punya kebesaran jiwa dan kerendahan hati," ucap Anis Matta dikutip Pojoksatu.id dari RM.id, Minggu 22 Oktober 2023 malam.
Selain Prabowo, kebesaran hati juga ditunjukkan Jokowi yang mau menerima Prabowo yang merupakan lawan politiknya masuk ke kabinet.
"Jadi, Pak Jokowi ini juga punya satu kebesaran jiwa dan kerendahan hati, dimana beliau sudah bertarung berdarah-darah dengan Pak Prabowo," tuturnya.
"Tapi demi kepentingan bangsa, mau menyatu, karena tidak ingin melibat bangsanya terbelah," sambungnya.
Anis bercerita, pada 6 Oktober 2019, dirinya menemui Presiden Jokowi.
Tujuannya menawarkan rekonsiliasi dan mengajak Prabowo masuk ke dalam kabinet.
Rekonsiliasi itu diperlukan karena dunia bakal dilanda krisis besar, sehingga dibutuhkan persatuan, serta tidak ada pembelahan di elite dan masyarakat.
"Usulan tersebut diterima Pak Jokowi, beliau ingin ada rekonsiliasi yang bisa menyatukan bangsa," kata dia.
Benar saja, usai dilantik periode kedua, terjadi wabah Covid-19 yang melanda seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
"Coba bayangkan apabila bangsa masih terbelah, dan beliau berdua tidak bisa menyatu," ucapnya.
"Apakah bisa kita menghadapi krisis, yang diperparah dampak perang Rusia-Ukraina ini," sambung Anis.
Meski kepemimpinan Jokowi akan berakhir, tegasnya, bukan berarti rekonsiliasi berhenti.
Sebaliknya, rekonsiliasi harus terus dilanjutkan.
Pasalnya, krisis besar saat ini belum selesai, malah sedang menuju puncak-puncaknya.
Apalagi sekarang ada tambahan perang lagi antara Palestina-Israel.
"Jadi dalam konteks Pilpres 2024, perwujudan dari Pak Jokowi ini adalah Gibran (Gibran Rakabuming Raka). Sebab, tidak ada calon-calon yang diusulkan merupakan kelanjutan dari nilai-niai rekonsiliasi kecuali Gibran," bebernya.
Anis menyebut, tantangan terbesar ke depan adalah ancaman perang dan konflik geopolitik global, krisis ekonomi, bencana alam, perubahan iklim dan ancaman disintegrasi bangsa lainnya.
"Itulah di antara alasan kenapa kita mendukung Pak Prabowo, karena tantangan negara besar seperti Indonesia juga sangat besar," paparnya.
Menurutnya, Prabowo saat ini sudah dianggap sebagai tokoh pemersatu bangsa dalam konteks rekonsiliasi.
"Bukan lagi mewakili politik aliran, tetapi sudah politik populasi," tuturnya.
Dengan mendukung Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo tersebut, kata dia, upaya rekonsiliasi dengan Jokowi dapat tetap berlanjut.
Karena itu dia menegaskan bahwa sejatinya semua ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan politik dinasti.
"Jadi, mengapa Gibran? Rekonsiliasi itu alasan pertama. Alasan keduanya adalah mendapatkan tambahan kekuatan elektoral di Jawa Tengah dan Jawa Timur.'
"Dan alasan ketiga adalah perpaduan antara generasi tua dan muda," tandasnya.
Seperti diketahui, kabar Gibran cawapres Prabowo kali pertama dilontarkan Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.
'Bocoran' itu diungkap Fahri Hamzah melalui akun media sosialnya pada Kamis 20 Oktober 2023 malam.
Ada 2 foto yang diunggah Fahri. Keduanya sama-sama bergambar Prabowo yang berdampingan dengan Gibran.
Pada kedua foto tersebut, sama-sama memiliki latar belakang biru dan bendera Merah Putih.
Pada bagian atas tengah terdapat tulisan dan lambang Partai Gelora lengkap dengan nomor urut partai.
Di bagian tengah bawah terdapat tulisan nama Prabowo dan Gibran.
Sementara di bawah tulisan nama Prabowo Gibran terdapat tulisan 'Capres dan Cawapres RI 2024'.***
Sumber: pojoksatu