Anak Mahfud Ceritakan Kekecewaan Sang Ayah saat Tak Terpilih jadi Cawapres 2019

Anak Mahfud Ceritakan Kekecewaan Sang Ayah saat Tak Terpilih jadi Cawapres 2019

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD sempat merasa kecewa tak terpilih menjadi cawapres pendamping Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019. Bahkan, saat itu Mahfud telah menyiapkan kemeja putih untuk mendaftar ke KPU RI.
 
Rasa kecewa itu juga dirasakan oleh putra sulung Mahfud MD, Muhammad Ikhwan Zein, ketika sang ayahnya tidak jadi menjadi cawapres pada Pilpres 2019. Menurut pria yang karib disapa Wawan, kalah atau menang merupakan bagian dari persaingan politik.
 
"Ya, tidak masalah, apakah nanti menang atau kalah, itu adalah bagian dari persaingan politik, yang sebenarnya lebih membuat saya kecewa adalah saat tahun 2019. Itu yang benar-benar mengecewakan," kata Wawan dalam keterangannya, Minggu (29/10).
 
"Dari sudut pandang saya pribadi, saya tahu bahwa Ayah sudah siap untuk diumumkan sebagai calon wakil presiden. Tapi ternyata kenyataannya berbeda, semua itu benar-benar membuat saya merasa kecewa," sambungnya.
 
Wawan, yang juga seorang dosen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menyadari, pembatalan kandidat Mahfud sebagai cawapres adalah bagian dari dinamika politik. Terpenting, ayahnya tidak terlibat dalam tindakan yang merugikan atau merendahkan martabat, dan tidak kehilangan apapun dalam proses tersebut.
 
"Namun, dalam konteks ini, itu adalah bagian dari proses politik yang wajar. Selama Ayah dalam prosesnya, dia tidak melakukan tindakan memalukan. Jadi, kita bisa mengatakan posisinya netral, lalu tiba-tiba dia diberi tawaran atau kesempatan. Jika tawaran tersebut tidak terwujud, itu juga tidak menjadi masalah besar," ungkap Wawan.
 
Wawan mengungkapkan bahwa dia tidak merasa marah atau kecewa, karena ayahnya tidak berhasil menjadi cawapres pada 2019. Sebaliknya, dia merasa penasaran dan berusaha memahami lebih dalam tentang dinamika politik yang selalu berubah.
 
"Saya tidak pernah benar-benar kesal tentang hal itu yang disimpan di dalam hati. Mengapa bisa begini? Tapi pada titik tertentu, akhirnya saya sadar bahwa politik memang demikian. Politik adalah dinamis, berubah dari detik ke detik, dan akhirnya kami, termasuk saya, belajar dan menjadi pengamat sendiri," ujar Wawan.
 
Ia meyakini, setiap peran yang diberikan kepada ayahnya akan selalu dijalankan dengan baik. Ia tahu bahwa ayahnya merupakan seorang yang bertanggung jawab.
 
"Pada akhirnya, tidak masalah bagaimana pun, Abah akan selalu menjadi yang terbaik di tempat manapun dia ditugaskan, bahkan jika dia tidak menjadi cawapres," ucapnya.
 
Ia pun tak menyadari ayahnya masih menyimpan kemeja putih yang disiapkan pada 2019. Menurut Wawan, saat ayahnya kemudian terpilih menjadi bakal cawapres Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024, hanya minta untuk disiapkan kemeja putih untuk mendaftar ke KPU.
 
"Dia meminta agar kita berangkat besok mengenakan baju putih, jadi kita mengenakan baju putih. Saya sudah tahu bahwa ayah ingin mengenakan kemeja putih yang sebelumnya disiapkan untuk Pilpres 2019, tetapi saya tidak tahu bahwa itu adalah baju yang sudah lima tahun disimpan," tutur Wawan.
 
Wawan juga mengaku tak tahu, kemeja putih tersebut disimpan di rumah saudara perempuannya di Surabaya, Jawa Timur. Menurutnya, pengetahuan ini baru terungkap baru-baru ini dari sang ayah.
 
"Saya tidak mengetahui jika baju putih itu masih ada di Surabaya. Bahkan saya baru mengetahui, ternyata selama ini baju tersebut disimpan di sana. Tapi pada akhirnya, semua ini menjadi bagian dari cerita-cerita politik yang menarik saja," papar Wawan.
 
Wawan, yang juga merupakan seorang dokter spesialis olahraga, itu mengaku tidak mendapatkan penjelasan mengenai alasannya kemeja putih tersebut disimpan di Surabaya. Ia menganggap bahwa ayahnya mengenakan kemeja tersebut saat mendaftar ke KPU sebagai penghormatan terhadap kenangan yang menarik baginya, yaitu saat ia pernah ditawari menjadi cawapres namun akhirnya tidak terpilih.
 
"Mungkin ini adalah bagian dari pencapaiannya, dan cerita ini tampak menarik, juga bisa jadi memiliki elemen romansa dalam politiknya," urai Wawan.
 
Sebagaimana diketahui, Ganjar Pranowo-Mahfud MD telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk berkontestasi pada Pilpres 2024. Titik pemberangkatan pasangan Ganjar-Mahfud dari Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Mahfud mengungkapkan, baju yang dikenakannya merupakan kemeja lima tahun lalu yang tidak jadi dipakai mendaftar cawapres.
 
"Keberangkatan saya pribadi, baju putih yang lima tahun lalu saya siapkan daftar ke KPU," ujar Mahfud di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (19/10).
 
Dia menceritakan, dulu dirinya sudah menyiapkan baju tersebut untuk mendampingi Jokowi sebagai cawapres, namun akhirnya batal. "Ini dulu tidak jadi dipakai meskipun sudah jadi," ucap Mahfud.
 
Menko Polhukam ini meyakini ada pesan Tuhan di balik baju yang dikenakannya tersebut saat mendaftar ke KPU hari ini. "Tetapi ternyata ada pesan tuhan di baju ini, ditunda dulu untuk untuk dipakai ke KPU dan hari ini bisa dipakai untuk mendaftar," pungkasnya.

Sumber: jawapos
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita