GELORA.CO -Kabar Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka maju jadi cawapres Prabowo Subianto ramai jadi sorotan.
Tak hanya di kalangan masyarakat, sejumlah tokoh dan partai politik pun turut menyorot Gibran Rakabuming Raka yang disebut akan jadi cawapres dampingi Prabowo Subianto.
Salah satu yang menyoroti langkah Gibran Rakabuming Raka jadi kandidat cawapres Prabowo Subianto yakni, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, menilai Gibran belum berpengalaman untuk memimpin negara sebesar Indonesia.
Apalagi, putra sulung Presiden Joko Widodo itu baru hitungan tahun melangkah jadi Wali Kota Solo.
"Gibran belum teruji dan berpengalaman. Jadi wali kota saja baru dua atau tiga tahun. Dia belum teruji," kata Ahok ditemui di Jakarta, Jumat (20/10).
Menurut Ahok, untuk mengurus negara sebesar Indonesia harus memiliki pengalaman menjadi legislatif tingkat nasional maupun eksekutif tingkat provinsi.
Bagi Ahok dengan pengalaman tersebut, seseorang baru dianggap mampu karena memiliki pengetahuan tata negara yang lengkap.
"Kalau belum punya pengalaman dan Anda maju presiden atau wakil presiden, nanti Anda nggak ngerti," jelasnya.
Tak sampai disitu saja, Ahok juga menegaskan bahwa menjadi cawapres bukan tentang belajar atau coba-coba, namun harus memiliki kesiapan yang matang.
"Ini bukan soal belajar atau coba-coba lho. Ini negara dipertaruhkan untuk menjadi negara maju di tahun 2045, mana boleh kita kasih ke orang yang coba-coba," ucapnya.
Meski demikian, Ahok tidak bermaksud meremehkan Gibran atau anak muda lainnya. Sebaliknya, ia pun yakin bahwa anak muda bisa lebih kreatif.
Akan tetapi saat bicara tata negara, pemimpin harus mengerti konstitusi. Bukan hanya yang berani untuk maju, tapi yang lengkap dengan track record yang jelas. Butuh waktu dan pembuktian, tidak instan.
"Saya tidak mau anak cucu saya harus menunggu sekian tahun lagi merasakan Indonesia maju. Kita nggak usah coba-coba deh, pilih yang pasti-pasti saja," ucapnya.
Lanjut Ahok, seorang wakil pemimpin dibutuhkan nyali besar untuk menjadi pemimpin Indonesia. Sebab, masalah yang dihadapi sangatlah besar, khususnya memberantas korupsi.
"Ini bicara nyali. Akar semua masalah di negeri ini kan korupsi. Mungkin dia (Gibran) jujur, tapi yang dibutuhkan tidak hanya jujur, melainkan jujur dan berani," tegasnya.
Sumber: jawapos