GELORA.CO - Mencuatnya isu 1,1 juta jiwa diusir Israel dari Kota Gaza, Palestina.
Hal ini begitu menyita perhatian masyarakat Indonesia hingga Pengamat Politik Indonesia, Rocky Gerung.
Di mana Rocky Gerung mengatakan, bahwa tindakan mengusir 1,1 juta jiwa dari Gaza termasuk kategori ancaman Genosida.
"Tetapi kalau kita membayangkan bagaimana ketakutan masyarakat Palestina di Gaza itu, setelah dikepung dikontaminasi pikirannya melalui ancaman tadi.
Lalu berupaya untuk cari selamat dan nggak ada mau yang menolong, kan itu kesulitannya itu," ungkap Rocky Gerung seperti yang dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (16/10/2023).
Tak hanya itu saja, insiden itu juga dikaitkan Rocky Gerung dengan kejadian di Indonesia, yakni Rempang.
"Sama seperti waktu kita bayangkan, ketika Istana menggertak Rempang itu, supaya mengosongkan tanah-tanah itu. Jadi, sama sebetuknya," beber Rocky Gerung.
Masih lanjut Rocku Gerung mengungkapkan, bahwa warga Palestina terdesak dan kehilangan kemampuan untuk berharap. Sementara, kata Rocky Gerung, negara-negara seharusnya menolong termasuk Indonesia tak mengucapkan satu poin pun.
"Pak Jokowi hanya mengucapkan 'kami mengingkan suoaya genjatan senjata balik pada perundingan' tetapi Indonesia tak punya profil higt politic untuk mengucapka itu," pungkas Rocky Gerung.
Hal ini lantaran Indonesia kata Rocky Gerung, memiliki masalah di Rempang, dan Papua. Jadi, menurutnya hal ini begitu sayang sekali, ketika sejarah tiba, Indonesia tidak siap untuk jadi penengah.
"Itu sebetulnya kegagalan Jokowi di tingkat internasional, walau pun Indonesia berhutang dari awal pada ucapan pertama ketika Indonesia meredeka, Palestina mendukung kemerdekaan Indonesia itu," ungkap Rocky Gerung.
Memang ia akui, Indonesia mengatakan kemerdekaan Palestina itu satu poin. Akan tetapi bagi masyarakat sipil juga mengatakan seperti itu.
"Namun yang kita sayangkan Indonesia tak bisa berperan di situ untuk menandingi hegemoni negara-negara barat yang telah bersatu untuk membackup Israel," bebernya.
Masih lanjut menurutnya, mungkin tindakan Israel ini merupakan ancaman terakhir dan ultimatum yang membuat publik internasional menganggap Israel gila.
"Tetapi Israel ini semacam ujian, apakah persayaratan untuk jadi negara itu harus ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan bersenjata dan deplomasi," ujar Rocky.
Padahal sebetulnya, Palestina itu secara lama sudah tiga puluh tahun, menunggu resolusi PBB yang menghendaki Palestina dimerdekakan Israel.
Lanjut Rocky Gerung menuturkan, publik Indonesia menilai Palestina sependeritaan ketika Indonesia dijajah dan menuntut kemerdekaan.
"Dan Indonesia seharusnya pastikan, bukan sekadar basa basi deplomasi, tetapi dukungan real, apa yang mesti dilakukan pada Pelestina bila diminta Indonesia memberi poin yang lebih rasional," pungkas Rocky Gerung.
Sumber: tvOne