GELORA.CO - Partai Demokrat kembali mewanti-wanti partai politik peserta Pemilu 2024 terhadap siasat Partai NasDem besutan Surya Paloh.
Demokrat klaim kalau mengendus gelagat pengkhianatan lagi, hal itu terungkap usai deklarasi Anies-Muhaimin, dan batalnya Anies-AHY berpasangan, hingga cabut dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (akronim: KPP).
Aroma gelagat pengkhianatan itu diutarakan Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.
Pengkhianatan itu berkaca dari kisah batalnya Anies-AHY berpasangan untuk Pemilu 2024, hal ini setelah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menunda deklarasi.
Herzaky Mahendra Putra, secara tegas mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan Partai NasDem.
Menurutnya, parpol itu telah memutuskan kontak dengan Partai Demokrat tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Parahnya lagi Anies Baswedan ogah melaksanakan masukan atau saran dari para petinggi Partai Demokrat tentang strategi pemenangan. Yang waktu itu berharap deklarasi Anies-AHY September ini, dan atau sepulang Haji.
"Ini NasDem sama PKB sudah sepakat, Anies dan Cak Imin, Demokrat mau ikut nggak? Gitu ngomong-nya. Gila lu ya. Kita sih bilang ini pengkhianat," ujar Herzaky dengan nada tegas.
Setelah deklarasi Anies-Cak Imin, Partai Demokrat dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) cabut dukungan buat Anies dan keluar secara resmi dari koalisi.
"Sampai hari ini, tidak sekali pun dia berusaha nelpon atau berusaha WA Mas AHY. Padahal, waktu kita ketemu Puan Maharani aja, Ia sampai bela-belain sehari bisa tiga kali telepon. Ini pengecut bener-bener, ini pengecut berdarah dingin, pengkhianat," tegas Herzaky.
Saat ini, Partai Demokrat adalah satu-satunya partai yang belum membentuk koalisi, sementara Koalisi Anies kini didukung oleh Partai NasDem, PKB, dan PKS.
Konflik antara Partai Demokrat dan Partai NasDem terus memanas, partai dengan logo bintang Mercy itu yakin bahwa mereka telah menjadi korban pengkhianatan dalam permainan politik yang semakin panas menjelang Pemilu 2024.
Sumber: suara