GELORA.CO -Masuknya Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengundang pro dan kontra. Kaesang disebut-sebut menyebrang dari jalur politik keluarga di mana sang ayah dan kakak-kakanya dibesarkan oleh PDIP.
Padahal di AD/ART PDIP dicantumkan bahwa satu keluarga inti tak boleh beda partai. Setidaknya tiga politisi PDIP dipecat karena keluarganya berbeda partai.
Melansir dari akun Instagram Pinter Politik, Gubernur Maluku, Murad Ismail dipecat dari PDIP karena disebut membiarkan istrinya gabung ke PAN.
Selain Murad, I Made Giayar yang merupakaan Mantan Bupati Bangli dipecat usai dukung adiknya yang merupakan kader Golkar dalam Pilkada Bangli.
Politisi PDIP ketiga yang dipecat adalag Mundjirin Mantan Bupati Semarang yang dipecat bersama anaknya karena dukung istrinya di Pilkada melalui koalisi partai melawan PDIP.
"Berani PDIP pecat Jokowi?" tulis akun @pinterpolitik.
"Menariknya lagi, PSI kan sekarang dukung Pak Prabowo (@prabowo) untuk Pilpres 2024. Ini beda dengan PDIP yang mengusung Pak Ganjar Pranowo (@ganjar_pranowo)," imbuhnya.
PDIP Soal Kaesang
Politikus PDIP Djarot Syaiful Hidayat menyebutkan bahwa dalam AD/ART PDIP memang terdapat aturan satu keluarga tak boleh beda partai. Namun Djarot menyebut dalam kasus Kaesang tak masuk dalam pelanggaran.
Pasalnya dalam aturan PDIP, yang tak boleh beda partai ada keluarga inti saja.
"Tahu enggak keluarga inti itu siapa? keluarga inti itu suami istri dan anak dalam tanggunagan, jadi itu yang keluarga inti. Jadi itu yang dimaksud misal saya, istri saya, anak-anak saya yang belum mandiri, ini keluarga inti yang tidak boleh," kata Djarot seperti dikutip dari kanal YouTube Metro TV.
"Ya dia [Kaesang] sudah mandiri sudah berkeluarga ya silakan saja. Terserah pada pilihan masing-masing," imbuhnya.
Sumber: suara