Tidak Ada Calon Pemimpin Sempurna, Mahfud: Pilih yang Minim Kejelekannya

Tidak Ada Calon Pemimpin Sempurna, Mahfud: Pilih yang Minim Kejelekannya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin dengan tingkat keburukan yang paling minim dibandingkan dengan calon pemimpin lainnya.

Sebab Mahfud mengakui jika tidak ada manusia yang sempurna tanpa memiliki kejelekan dalam hidupnya.

“Saudara, calon yang terbaik betul itu di mana pun, di dunia ini, tidak ada. Karena yang kita pilih manusia, tidak ada,” kata Mahfud dalam paparannya di ‘Forum Diskusi Pemilu Keberagaman Menjadi Kekuatan Mewujudkan Pemilu Bermartabat’, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Oleh karena itu, Mahfud mengajak masyarakat untuk bijak dalam memilih calon pemimpin yang memiliki kejelekan paling minim dibandingkan dengan lainnya.

Ia menyebut bahwa dalam ajang kontestasi Pemilu 2024, publik dapat menilai baik calon legislatif (caleg) hingga calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan harapan serta tindakan mereka.

“Pemilu ini adalah untuk memilih yang terbaik di antara orang-orang yang sama-sama punya kejelekan, yang lebih sedikit kejelekannya yang dipilih, berdasarkan ukuran-ukuran aspirasi kita," jelasnya.

Mengutip dari pemuka agama sekaligus ahli filsafat Magnis Suseno, Mahfud menyebut bahwa masyarakat sebaiknya memilih pemimpin yang baik guna mencegah dari orang jahat untuk menjadi pemimpin. Menurutnya, hal inilah yang sebaiknya dilakukan oleh publik dalam Pemilu mendatang.

“Untuk mencegah orang jahat menjadi wakil rakyat, itulah perlunya Pemilu," kata Mahfud, menambahkan.

Untuk itu, Mahfud menjelaskan bahwa dengan banyaknya proses demokrasi yang ditampilkan ditengah tahun politik ini, calon pemimpin sebaiknya mampu menunjukan kebaikan akan kesiapannya dalam membangun bangsa.

Ia pun berharap para tokoh dari kalangan akademisi, agama hingga masyarakat turut serta mengambil peran dalam meningkatkan kualitas demokrasi pemilu di Indonesia.

“Baik dengan menggunakan hak pilihnya, menggunakan keilmuannya (dan) menggunakan ketokohannya, sehingga pemilu yang bermartabat itu dapat berjalan dengan baik," ujarnya.

Sumber: inilah
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita