Soal Polemik Pulau Rempang, Tokoh Adat Serdang Menilai Pemerintah Kejam dan Tak Hargai Historis Suku Melayu

Soal Polemik Pulau Rempang, Tokoh Adat Serdang Menilai Pemerintah Kejam dan Tak Hargai Historis Suku Melayu

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Soal polemik Pulau Rempang, tokoh adat Serdang menilai pemerintah kejam dan tak menghargai historis suku Melayu. 

Tokoh adat yang menyampaikan hal itu adalah Kepala Sekertaris Kesultanan Negeri Serdang Tengku Mira Sinar. Dia menyayangkan tindakan aparat kepolisian yang dinilai mengintimidasi warga di Pulau Rempang. 

Dia juga menyayangkan sikap pemerintah yang dinilai kejam saat meminta pengosongan lahan terhadap masyarakat dari 16 kampung adat di Pulau Rempang. "Sangat menyayangkan. Pemerintah Indonesia kejam sekali terhadap masyarakat Melayu Rempang. 

Pemerintah berhenti mengecam masyarakat Melayu di Rempang. Harus berhenti. Cari saja pulau lain untuk perluasan proyek strategis nasional. Tidak usah di Rempang," kata Tengku Mira Sinar, Minggu (17/09/2023). 

Cucu dari Sulaiman Saipul Alamsyah yang merupakan Sultan Serdang terakhir ini menilai sikap pemerintah tidak menghargai historis perjuangan suku Melayu di masa lalu. "Mereka seakan lupa. Kami orang Melayu sudah terlalu baik kepada negara ini. 

Kita memberikan harta kita untuk terbentuknya Indonesia, kita juga memberikan bahasa kita untuk persatuan, yaitu bahasa Indonesia yang asal muasalnya adalah bahasa Melayu. Jadi tolonglah pemerintah berhenti mengintimidasi masyarakat Melayu di Rempang,” harapnya. 

Tengku Mira Sinar juga menyayangkan pernyataan Panglima TNI Yudo Margono yang menginstruksikan anggotanya agar “memiting” warga Rempang yang tidak mau digusur. Menurutnya, sikap Panglima TNI itu sangat buruk dan tidak membela rakyat.

 "Saya herannya apa betul itu Panglima TNI menurunkan pasukan segitu besar untuk melakukan pembelaan terhadap negara tetapi bukan kepada masyarakat. 

Baru saja satu minggu lalu panglima kita berikan penghargaan adat dari Kesultanan Serdang saat beliau datang ke Medan. Masa tidak bisa dimaknai?," ucapnya. 

Meski Kesultanan Serdang dan Rempang memiliki jarak lokasi yang jauh, akan tetapi sebagai masyarakat dan sesama suku Melayu, Tengku Mira Sinar mengungkapkan ada keterikatan untuk tetap memperjuangkan dan menyuarakan penolakan pengosongan lahan dan konflik di Rempang. "Sebelum kolonial masuk pun kita memiliki ikatan historis. 

Jaraknya dengan Rempang terlalu jauh ya, tapi secara historis di masa lalu itu memiliki hubungan yang sangat dekat sebagai Kerajaan Melayu masa lalu. Kejadian dan konflik ini membuat kita sangat marah. Jadi saya secara pribadi berharap pemerintah berhenti untuk mengintimidasi masyarakat Melayu yang ada di Rempang," cetusnya.

Sumber: tvOne
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita