SBY Marah dan Kecewa ke Anies: Sekarang Saja Tak Jujur dan Amanah, Bagaimana Nanti?

SBY Marah dan Kecewa ke Anies: Sekarang Saja Tak Jujur dan Amanah, Bagaimana Nanti?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah besar dan kecewa terhadap Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan. SBY merasa dikhianati Anies setelah memilih Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres di Pilpres 2023.

"Meskipun kita dibeginikan oleh Capres Anies dan mitra koalisi kita tetapi sesungguhnya kita harus bersyukur. Bersyukur kepada Allah SWT bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, kenapa? ini alasan saya pertama ya memang karena kita ditelikung dan ditinggalkan seperti ini sekarang, bayangkan kalau ditelikung kita ini ditinggalkan kita ini 1 2 hari sebelum batas pendaftaran ke KPU bayangkan seperti apa? Kita masih ditolong oleh Allah, kita diselamatkan oleh sejarah. Ini syukur yang pertama," ungkap SBY di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

Syukur yang kedua menurut SBY adalah setelah dia renungkan baik-baik, Partai Demokrat diselamatkan oleh Tuhan. Maksudnya adalah Partai Demokrat tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain yang tidak jujur dan amanah.

"Yang kalau kita teladani akhlak pemimpin-pemimpin besar bagi beragama islam akhlak Rasululloh yang kita rasakan mereka tidak siddiq, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang disepakati, tidak pegang komitmen dan janjinya. Sekarang saja tidak siddiq, amanah, tidak pegang komitmen yang bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar akan diapakan," tutur SBY.

"Saya kira kalau renungkan ini ambil hikmahnya kita dibebaskan dari dosa yang mungkin akan kita pikul kalau kita masih bersama-sama mereka itu dan mengusung seseorang untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia," imbuhnya.

Terakhir kata SBY, Partai Demokrat tidak diizinkan untuk berkoalisi dengan seseorang yang sejak awal sudah melanggar dan mengingkari kesepakatan.

"Bayangkan kalau ke depan kita punya mitra koalisi yang tidak tunduk dan patuh kesepakatan yang kita buat bersama apalagi kalau mendikte atau mengatur yang lain termasuk capres, memaksa kehendak, tidak menganggap yang lain bukan itu koalisi yang mau kita bangun," singgungnya.

Sumber: cnbc
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita