Polisi Disebut Sempat ke SD di Rempang Bawa Hadiah, Siswa Malah Lari

Polisi Disebut Sempat ke SD di Rempang Bawa Hadiah, Siswa Malah Lari

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau Boy Even Sembiring bercerita beberapa polisi sempat mendatangi satu sekolah di Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

Boy menyebut polisi membawa hadiah untuk anak-anak di sana pada Selasa (12/9). Namun, anak-anak justru lari ketakutan.

"Jadi kemarin sempat ada polisi pas Selasa. Niatnya, sih, baik, kayaknya. Tapi, anak-anak malah lari," kata Boy di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta Selatan, Kamis (14/9).

Dia menduga anak-anak masih trauma karena sempat terkena gas air mata saat bentrok polisi dan penolak relokasi demi PSN Rempang Eco City pecah beberapa waktu lalu.

"Mungkin masih takut ya," ujarnya.

CNNIndonesia.com menghubungi Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho Tri N untuk mengklarifikasi pernyataan Walhi Riau tersebut, dia hanya mengirim sebuah tautan pemberitaan dari situs jurnalpolisi. 

Situs itu memberitakan kunjungan Nugroho Tri beserta jajaran ke sekolah di Tanjung Kertang Kelurahan Rempang Cate, Selasa (12/09).

Dalam kunjungan itu jajaran Polresta Barelang bertemu dengan puluhan murid SDN 024 Tanjung Kertang dan murid SMPN 022 Tanjung Kertang. Adapun tujuan kunjungan itu bagian dari upaya trauma healing pasca bentrok di Rempang. 

Disebut situs itu bahwa dalam kunjungan tersebut para murid merasa senang dan terhibur dengan sejumlah acara yang digelar. 

Sementara itu juru bicara Masyarakat Adat Tempatan (Keramat), Suardi Mongga mengungkapkan anak-anak yang terkena gas air mata memang masih trauma.

Suardi mengatakan anak-anak yang trauma itu kebanyakan masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Bahkan, kata Suardi, beberapa anak takut untuk berangkat sekolah.

"Ada 20 sampai 25 [anak yang terkena gas air mata], dari SMP dan SD. Kalau untuk anak SD itu lagi tak berani sekolah. Jadi ada rasa takut, berangkat aja takut," kata Suardi kepada CNNIndonesia.com, Kamis.

Suardi menyampaikan secara mental, anak-anak butuh pemulihan. Menurutnya, momen anak-anak terkena gas air mata itu akan menjadi suatu pengalaman buruk.

"Namanya mental. Untuk memulihkan mental itu butuh waktu lama dan itu saya rasa akan menjadi sejarah yang tidak dapat dilupakan," ujarnya.

Sebelumnya, aparat gabungan TNI, Polri, dan Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP terlibat bentrok dengan warga Rempang, Batam, Kamis (7/9). Belasan anak sekolah terkena gas air mata.

Bentrok itu terjadi saat proses pengukuran untuk pengembangan kawasan tersebut oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam. Keributan pecah saat petugas gabungan tiba di lokasi.

Keributan dipicu karena warga masih belum setuju dengan pengembangan kawasan tersebut yang merupakan kampung adat masyarakat Melayu. Akibat keributan tersebut, petugas terpaksa menembakkan gas air mata karena situasi yang tidak kondusif.

Antara melaporkan beberapa siswa sekolah dibawa ke rumah sakit akibat terkena gas air mata yang terbawa angin. Lokasi anak-anak itu tidak jauh dari titik keributan.

Sumber: cnnindonesia
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita