GELORA.CO - Viral di media sosial rekaman video dugaan pemukulan yang dilakukan oleh Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Jawa Tengah, Joko Santoso terhadap kader PDIP Suparjiyanto (58).
Aksi dugaan penganiayaan ini disebut terjadi karena persoalan pemasangan baliho.
Adapun pelaku dan korban statusnya adalah tetangga, namun beda partai.
Peristiwa ini terjadi di Jl Cumi-Cumi 4, Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, Kota Semarang, Jumat (9/9/2023) malam .
Setelah aksinya viral, Joko Santoso pun memberi bantahan melakukan pemukulan terhadap Suparjiyanto.
Ia bahkan heran, muka korban sampai benjol, padahal ia sama sekali tidak menyentuh muka korban.
Meski demikian, Joko mengaku mendorong korban.
Kini Suparjiyanto melaporkan pun apa yang dialaminya ke SPKT Polda Jateng didampingi Ketua Korlap PDI Perjuangan Bandarharjo, Comet.
Mengutip TribunJateng.com, dalam video rekaman CCTV yang beredar, terlihat sosok yang diduga Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga.
Korban pun mengalami luka di pelipis kanan.
Aksi pemukulan tersebut diduga dipicu masalah pemasangan bendera PDI Perjuangan.
Kata Joko Santoso
Joko Santoso pun mengonfirmasi bahwa orang yang ada di video tersebut merupakan dirinya.
Meski begitu, ia membantah telah melakukan pemukulan.
"Saya sama sekali tidak melakukan hal yang seceroboh itu. Tangan saya untuk memukul orang, saya tidak mungkin melakukan itu," katanya.
Ia mengakui mendorong korban, namun tidak di bagian muka.
"Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam, red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan. Tangan saya bersih, tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka," kata Joko.
Ia mengatakan, kemarahannya terhadap Suparjiyanto dipicu masalah bendera.
Joko mengatakan, beberapa bulan lalu ia tak mempermasalahkan adanya pemasangan bendera PDIP di wilayah RW di kampungnya.
Ia menambahkan, mungkin karena warnanya yang telah usang, bendera-bendera tersebut dicopot dan digantikan dengan bendera yang baru.
Namun, yang membuatnya kesal yakni pemasangan bendera PDIP hanya di RT tempat rumahnya berada.
Berbeda dengan beberapa bulan yang lalu, bendera dipasang di seluruh tempat di lingkungan RW.
Menurut Joko, hal tersebut tidak mencerminkan etika berpolitik.
"Saya tidak marah ketika awal seseorang caleg PDI Perjuangan pasang bendera, lima bulan lalu hanya di RW IV cambuk buat saya karena belum bisa menguasai wilayah karena ada caleg lain yang bisa masuk,"
"Ketika bendera sudah lusuh mungkin PDI membersihkan, tadi malam ada pemasangan khusus di RT saya. saya ketemu dengan Suparjiyanto dia jawab saya hanya disuruh om," imbuhnya.
Joko pun mengaku telah mencoba mengklarifikasi masalah ini ke elite PDI Perjuangan di tingkat Kota Semarang.
Ia juga kembali menegaskan bahwa ia hanya menegur, namun tak memukul.
"Saya bener menegur dan marah tapi sama sekali tidak melakukan pemukulan," katanya.
Sumber: wow