Marak Terjadi Pembullyan di Sekolah, Heru Budi Ingatkan Orangtua: Anak Jangan Nonton Drama Korea

Marak Terjadi Pembullyan di Sekolah, Heru Budi Ingatkan Orangtua: Anak Jangan Nonton Drama Korea

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono merespons kasus pembullyan tengah marak di lingkungan sekolah. Dia berasumsi peran drama Korea menjadi salah satu penyebabnya.

Oleh karena itu, dia menitip pesan kepada orangtua agar mengawasi tontonan sang anak saat di rumah.

"Maka titip pesan, orangtua harus juga menjaga anak-anaknya. Di rumah juga harus memberikan pendidikan yang baik. Jangan nonton drama Korea," jelas dia, di Balairung, Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (29/9/2023).

"Kalau anak-anak melihat hp itu dicek, dia melihatnya apa. Jangan-jangan dia melihat film kekerasan, lalu dia ke sekolah, dia meniru," sambungnya.

Kendati demikian, apabila ditemukan seorang pelajar melakukan tindak kekerasan seperti pembullyan, Heru Budi pastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memberikan sanksi secara bertahap.

"Sanksinya ada sanksi bertahap. Yang jelas iya, tugas Kepala Sekolah ya keliling. Saya aja bisa keliling ke sekolah-sekolah," tandasnya.

Namun, eks Wali Kota Jakarta Utara ini berharap kasus pembullyan di ibukota tidak ada lagi. Sudah seharusnya seorang murid belajar di sekolah dengan baik, bukan melakukan tindak penganiayaan.

Tak luput pernyataan ini melanjutkan dari kasus dugaan pembullyan yang terjadi di SDN 06 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan hingga menyebabkan sang korban nekat melompat dari lantai 4 gedung sekolah.

Sebelumnya, Alasan bocah Sekolah Dasar (SD) berinisial SR nekat loncat dari lantai 4 gedung sekolahnya di kawasan Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan masih menjadi misteri. 

Mencuat dugaan korban dirundung alias dibully. Terkait hal tersebut, polisi mengaku masih mendalaminya. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Pesanggrahan Iptu Purwaditya. 

"Iya lagi kami usut untuk kebenarannya (dugaan perundungan)," ujar Purwaditya kepada wartawan, Rabu (27/9/2023).

Namun demikian, ia belum dapat berkata banyak perihal dugaan bullying itu karena masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi dan mengumpulkan bukti.

"Izinkan kami untuk bekerja dulu ya. Nanti kalau seandainya ada yang kami temukan di lapangan nanti kami konfirmasi kembali," ujarnya.

Sumber: tvone
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita