Luhut Minta Jangan Membesar-besarkan Kalau Ada yang Salah soal Konflik Rempang

Luhut Minta Jangan Membesar-besarkan Kalau Ada yang Salah soal Konflik Rempang

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menko Bidang Kemaritiman dan Invesatsi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa kasus konflik agraria di Rempang, Batam, Kepulauan Riau kini sudah bisa ditangani. Dia mengaku bahwa pada awal-awal pengukuran hingga rencana relokasi memang ada pendekatan kurang pas.

"Di awal mungkin kita membuat sedikit tidak pas tapi niatnya semuanya baik. Sekarang tim yang ada di lapangan sudah menangani dengan baik. Tidak perlu kita membesar-besarkan kalau ada yang kurang, kalau ada yang membuat salah," kata Luhut Pandjaitan saat ditemui di Sopo Del Tower, Kuningan, Jakarta, Kamis malam (28/9/2023).

Sebelumnya dalam acara peluncuran buku sekaligus perayaan hari ulang tahun (HUT) Luhut itu, mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla sempat menyinggung soal Rempang yang berujung pecah kerusuhan dan makan korban. Jusuf Kalla alias JK mengatakan, dia percaya bahwa Luhut bisa menanganinya. Warga Rempang menolak dipindahkan demi pembangunan proyek ambisius Rempang Eco City di sana.

"Saya kira kita sependapat ya bahwa kalau ada masalah kesulitan cuma satu kuncinya, pak Luhut. Jadi bapak itu kayak kunci Inggris. Kunci Inggris kan bisa disetel ke mana-mana begitu dibutuhkan," ujar JK saat memberikan sambutan di acara ultah Luhut.

"Tapi tolonglah rakyat itu. Rempang, Pak. Kita ingat konstitusi mengatakan kita harus melakukan sesuatu dengan hikmat kebijaksanaan, bukan dengan hikmat kebijakan. Dengan hikmat dan kebijaksanaan. Jadi bukan saja hikmat kebijakan tapi hikmat kebijaksanaan untuk keadilan semua orang di Indonesia," imbuhnya.

Sementara soal sebagian warga Rempang yang masih menolak untuk direlokasi sebagaimana temuan Ombudsman RI sempat ditanggpi Luhut. Dia mengatakan, konflik demi konflik sudah ditangani di negeri ini. Dia mengingatkan bahwa dengan pendekatan yang baik maka aturan akan bisa dijalankan. Dia lanjut membantah warga dipaksa relokasi ke Tanjung Banong setelah sebelumnya sempat diwacanakan ke Pulau Galang.

"Tidak juga (warga dipaksa)," kata dia.

"Kita kan sudah pengalaman menyelesaikan konflik (seperti) di Mandalika yang sudah puluhan tahun. Asal pendekatan baik semua kita meneruskan aturan jadi posisikan aturan dengan baik. Tidak ada yang boleh menang sendiri ya, jalan tol Bandung Kertajati itu puluhan tahun tidak selesai (bisa) jadi selesai," tutupnya.

Sumber: bloomberg
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita