GELORA.CO -Dijadikannya putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kaesang Pangarep sebagai ketua umum (ketum) Partai Solidarita Indonesia (PSI) mengundang perhatian publik.
Pasalnya Kaesang dijadikan ketum usai dua hari dirinya mendapatkan KTA dari PSI. Soal Kaesang duduki tahta tinggi di PSI, pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menyebutkan dinobatkanya Kaesang memunculkan tak pertanyaan soal kaderisasi.
"Ini gimana kok partai dalam satu malam menentukan ketua partainya yang disodorkan dari luar," ujar Rocky Gerung di kanal YouTubenya.
"Kan ini intinya enggak ada semacam kewarasan juga kesopan santunan di diri PSI, lalu apa fungsinya kaderisasi," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rocky menyebutkan bahwa kemungkinan ada cawe-cawe Jokowi di PSI. Rocky bahkan menyebutkan bahwa Jokowi ingin merampas partai tersebut.
"Jadi orang melihat karena Jokowi gagal merampok Partai Demokrat melalui Moeldoko, sekarang dia merampok yang paling mudah dirampok, yakni PSI," ungkap Rocky.
"Harusnya PSI bertahan dong, ini partai ada etikanya loh masuk dulu dua tahun tiga tahun baru beraktivitas, kalau kayak gini tukang bakso pun akan tertawa," tambahnya.
Tanggapan PSI
Soal Kaesang yang jadi ketum secara instan, politikus PSI sendiri menyebutkan bahwa tak ada yang salah dengan pilihan partainya.
"Jadi kalau ada orang bagus ada orang muda punya niat baik masuk politik mengurusi publik kenapa enggak diterima, Mas Kaesang mewakili sebuah generasi yang penting, karena 60 persen pemilih mendatang kan anak muda," kata Waketum PSI, Andy Budiman seperti dikutip dari kanal YouTube TvOne.
"Jadi kalau ada Mas Kaesang, kenapa enggak?" imbuhnya.
Andy lebih lanjut membandingkan Kaesang dengan sang kakak Gibran Rakabuming yang kini menjadi poltisi PDIP. Menurut Andy, PSI menjadi partai pertama yang mengajukan Giban menjadi Wali Kota kala itu.
"Kita ingin mengingatkan, PSI partai pertama yang mengusulkan Mas Gibran jadu Wali Kota Solo, ini membuktikan kita enggak pernah kehilangan kepercayaan pada anak muda, kalau anak muda diberi kesempatan mampu, Mas Gibran contohnya," ujar Andy.
"Beliau memimpin Solo dengan keren, kota maju, sikap integritas berdiri di antara semua golongan, itu value yang mengagumkan. Kita juga melihat pandangn visi integritas yang sama di Mas Kaesang. Tanpa ragu kita merasa ini pilihan yang tepat, ini mewakili generasi baru politik Indonesia," imbuhnya.
Soal menjadikan Kaesang sebagai ketum tanpa tack record di dunia politik, lagi-lagi Andy membandingkan Kaesang dengan sang kakak.
"Dulu ketika Mas Girban jadi Wali Kota Solo orang bertanya apa prestasinya, apa kehebatanya? tapi ketika diberikan kesempatan anak muda ini selalu bisa membuktikan diri," tandasnya.
Sumber: suara