Jadi Tukang Kebun Nanas di Malaysia, Salim TKI asal Blitar Bisa Digaji Rp600 Ribu Sehari

Jadi Tukang Kebun Nanas di Malaysia, Salim TKI asal Blitar Bisa Digaji Rp600 Ribu Sehari

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Tidak sedikit TKI yang merantau ke luar negeri untuk mencari kerja di pabrik atau sebagainya.

Sebagian besar TKI memilih bekerja di pabrik atau tempat-tempat lainnya yang bertujuan untuk merubah nasibnya.

Namun hal berbeda dialami oleh Salim pria asal Blitar dirinya bekerja di sebuah kebun nanas yang ada di Malaysia.

Sebelum bekerja di kebun nanas, Salim pernah jadi tukang bangunan di Malaysia.

Tetapi, penghasilan menjadi tukang bangunan kurang menjanjikan untuknya.

Pasalnya, Salim tak bisa membawa uang lebih untuk dikirimkan kepada keluarganya di Indonesia.

Tidak hanya itu, faktor pergaulannya pun dianggap kurang baik yang menjadikan dirinya tidak mengendalikan pemasukannya yang tidak seberapa.

"Bawa tapi cuma dikit lah. Masalah gaji ada, masalah pergaulan ada, masalah kerjaan ada," ungkap Salim.

"Semakin bebas, hura-hura," imbuhnya.

Maka dari itu, Salim berhenti menjadi tukang bangunan dan mencari pekerjaan lain.

Dirinya terjun ke dunia perkebunan dan bekerja di sebuah kebun nanas di Malaysia.

Berganti profesi menjadi tukang kebun, Salim menyebutkan jika gajinya lebih besar.

"Gaji lebih besar sini, tapi nggak terlalu besar. Terutama masalah pergaulan, karena pergaulannya bebas," ungkap Salim.

Ia sudah menjalani profesinya sebagai tukang kebun selama lima tahun.

Dirinya pulang ke Indonesia hanya satu kali.

Alasan yang membuat Salim nyaman bekerja di Malaysia adalah suasana kebun yang seperti di tempat tinggalnya.

Suasanya seperti di Jawa, tanah kelahiran dan tempat asalnya di Blitar.

Berbeda ketika saat dirinya jadi tukang bangunan, dia harus tinggal di kota besar.

"Menghindari godaan, godaan nomor, minum-minuman, karena tempatnya ga seperti teman-teman yang dulu," ungkap Salim

Bekerja di perkebunan nanas, Salim ditugaskan untuk merawat nanas yang ada di kebun hingga dengan panen.

Dia dibayar dengan sistem harian, per hari ia bisa diberi upah 60 ringgit atau 70 ringgit, jika dirupiahkan bisa sebesar Rp200 ribu.

Beda jika sedang panen, semua pekerja di kebun nanas bisa digaji 100 ringgit per setengah hari.

Jika sampai sore, pekerja bisa digaji sebesar 200 ringgit atau Rp600ribuan.

Tetap menurut Salim, memanen nanas menang tidak setiap hari.

"Tapi gada setiap hari memanen, gada," ujar Salim.

Hal tersebut karena harus menunggu masa panen datang.

Ketika masa memanen buah nanas tiba, Salim bisa mengirim uang kepada keluarganya dengan jumlah yang besar.

"Tapi gada setiap hari memanen, gada," tandasnya.***

Sumber: hops
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita