Hotman Paris Sebut Ada Cukong Dibalik Tewasnya Imam Masykur oleh Oknum Paspampres dan TNI

Hotman Paris Sebut Ada Cukong Dibalik Tewasnya Imam Masykur oleh Oknum Paspampres dan TNI

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kasus terbunuhnya Imam Masykur pemuda asal Aceh oleh oknum Paspampres dan TNI telah sampai pada rekonstruksi pembunuhan.

Sebagai kuasa hukum dari keluarga Imam Masykur, Hotman Paris kembali angkat bicara tentang kasus tersebut.

Hotman Paris sebut ada cukong dibalik tewasnya Imam Masykur oleh oknum Paspampres dan TNI, di mana cukung tersebut merupakan pihak swasta.

Menurut Hotman Paris, pihaknya mendapatkan informasi dari berbagai pihak dan diketahui adanya dugaan oknum pengusaha yang membekingi praktik pemerasan kepada Imam Masykur.

“Praktik ini telah berlangsung sejak lama, namun tidak ada yang berani buka suara,” jelas Hotman.

"Praktik memeras ini  ke banyak tokoh sudah berlangsung lama dan kita dapat informasi masih dari berbagai orang yang ngasih info ke hotman 911 bahwa ada cukongnya diatas. Seorang pengusaha oknum swasta bukan dari militer," jelas Hotman Paris.

“Ada bosnya yang diatas, dialah yang mengkordinir ini dan meminta pada Polda agar dikembangkan penyidikan ini agar Bos cukongnya ini ikut juga segera ditangkap,” tambahnya.

Hotman juga mengakui bahwa banyak yang korban memberikan pengaduan padanya, namun mereka tidak berani buka suara untuk menjadi saksi,” tambahnya.

Menurut Hotman, Polda dan Mabes Polri agar mengembangkan penyidikan agar Bos besarnya yang menjadi cukong serta menggerakkan ini semua ditangkap karena sudah berskala nasional.

Mantan Kabais Kuatkan Dugaan Hotman Paris

Adanya dugaan orang dibalik pemerasan serta penculikan yang berakhir dengan tewasnya Imam Masykur juga sempat diutarakan oleh Soleman Ponto yang merupakan mantan Kabais.

Soleman mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan informasi jika korban dan rekannya menjual alat kosmetik tapi di balik itu ada obat-obatan lain.

Mantan Kabais sebut ada yang menugaskan 3 angota TNI aniaya Masykur dan dia pengendali penjualan obat di toko-toko itu.

Barang dagangan para penjual ini toko-toko ini ada tuannya, jadi tuannya itu tahu toko ini dan toko itu yang menjual obat-obatan tersebut.

“Nah tuannya inilah yang menugaskan ketiga orang ini, bahwa kamu menjual barang-barang yang terlarang untuk itu harus ada kompensasi,” jelas Ponto.

“Inilah yang ditugaskan pada ketiga orang ketiga, makanya mereka saling tidak kenal meskipun sama-sama dari Aceh,” tambah Ponto.

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis ini juga menjelaskan bahwa yang memerintahkan anggota Paspamres dan 2 TNI tersebut adalah yang mengendalikan toko-toko tersebut.

Selain itu Ponto juga menyebutkan bahwa dari informasi yang didapatnya, pihak korban dan pelaku tidak saling mengenal, karena pelaku hanya menjalankan tugas.

Sumber: disway
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita