Ganjar Pranowo Lakukan Blunder Soal Iklan Azan TV? Pengamat: Nggak Boleh Salat Direkayasa untuk Kepentingan Politik

Ganjar Pranowo Lakukan Blunder Soal Iklan Azan TV? Pengamat: Nggak Boleh Salat Direkayasa untuk Kepentingan Politik

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menyoroti soal heboh kemunculan Ganjar Pranowo di salah satu iklan azan di Stasiun Televisi.

Menurut Rocky hal demikian justru membuat publik bertanya-tanya dan mengkritisi seorang Ganjar dengan berbagai pertanyaan termasuk cara gerak salat yang dinilai kurang tepat. 

Pada akhirnya, menurut Rocky, anggapan publik bahwa pihak Ganjar memanfaatkan suatu ibadah untuk kepentingan politik, sulit dihindari.

“Itu juga membuat publik dengan cepat mempreteli Ganjar, kok ada di situ bagaimana cara salat yang benar, kenapa sudut kamera ke situ, atau mungkin beberapa kali Ganjar dipindahkan posisi, kan perlu sempurna angle kamera. 

Orang akan menganggap mungkin ini bukan di rumah ibadah tapi di studio yang direkayasa, jadi bahaya itu kalau orang akhirnya menganggap bahwa ini permainan dan permainan itu nggak boleh dikaitkan dengan status keibadahan seseorang,” ujar Rocky di kanal Youtube Rocky Gerung Official FNN, dikutip Sabtu (10/9/23).


“Pasti ini rekayasa dan nggak boleh salat direkayasa apalagi direkayasa untuk kepentingan politik, apalagi direkayasa untuk kepentingan satu partai, apalagi untuk kepentingan satu capres,” ungkapnya.


Upaya PDIP atau Tim Ganjar memanfaatkan iklan azan menurut Rocky bertolak belakang dengan sikap PDIP yang mengklaim melawan politik identitas.

“Justru PDIP atau tim ganjar itu yang mau menghalangi politik identitas justru melakukan politisasi identitas yang bagian buruk,” ungkapnya.


PDIP Bantah Lakukan Politik Identitas

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai kemunculan bakal calon presiden Ganjar Pranowo dalam video adzan bukan merupakan politik identitas.

Menurut Hasto itu bukan politik identitas karena memang Ganjar sosok yang religius.


"Bukan (politik identitas), karena dari sisi Pak Ganjar Pranowo merupakan sosok yang religius, religiusitasnya tidak dibuat-buat,” kata Hasto di Jakarta, Sabtu (9/9/23).

“Kalau untuk mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama untuk menjalankan shalat lima waktu, itu merupakan hal yang positif. Bagi umat Kristen mengajak ke gereja, bagi umat Hindu di pura, itu merupakan sesuatu yang bagus. Karena itu jangan menampilkan identitas yang menunjukkan spritualitas sebagai bangsa, lalu kemudian dikatakan politik identitas," ujar Hasto.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita