Elektabilitas Ganjar Pranowo Tak Mungkin Tinggi

Elektabilitas Ganjar Pranowo Tak Mungkin Tinggi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung menyiratkan bahwa elektabilitas bakal calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo tidak mungkin tinggi.

Pasalnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani menganggap bahwa duet Ganjar Pranowo sebagai cawapres dari bakal capres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto bisa dinegoisasikan.

"Kan mustinya gak ada soal kalau Ganjar elektabilitasnya tinggi, nggak mungkin Ganjar oleh Megawati atau oleh Puan dianggap ya masih bisa di negosiasikan untuk calon wakil presidennya Prabowo kan," ungkap Rocky.

Sehingga menurutnya, wacana duet Prabowo dengan Ganjar merupakan penanda PDIP tidak mampu menghasilkan capres, namun sebenarnya permasalahan akan selesai jika Puan Maharani menggantikan posisi Ganjar.

"Jadi semua ini penanda bahwa PDIP memang tidak mampu untuk menghasilkan kader, menghasilkan calon presiden sehingga akhirnya di ujungnya akan diserongkan pada Pak Prabowo sebagai presiden, lepas dari itu persaingan dengan Anies," ujarnya dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Minggu (24/9).

"Tapi ini poin saya adalah PDIP akhirnya gagal untuk menghidupkan nyala politik dari Ganjar, nah ini sebetulnya bisa diselesaikan secara internal enggak usah Ganjar kalau gitu ganti aja dengan Puan, kan masih ada mungkin satu bulan kedepan itu untuk re-evaluasi penampilan publik Ganjar," sambungnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menilai bahwa wacana perjodohan antara Ganjar dengan Prabowo masih memungkinkan untuk terjadi berdasarkan dinamika politik yang selalu berubah.

"Apakah ada kemungkinan, ya mungkin-mungkin aja, dinamika yang ada di politik ini selalu memungkinkan kita untuk bersilaturahmi dan bertemu dengan sesama anak bangsa," ujar Puan.

"Untuk bisa menyepakati hal-hal yang akhirnya kami sepakati bersama bahwa ini adalah yang terbaik bagi bangsa dan negara," sambungnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (21/9/2023).

Sumber: populis
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita