GELORA.CO -Partai Demokrat memutuskan angkat kaki dari Koalisi Perubahan sesudah ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), batal digandeng menjadi bacawapres Anies Baswedan.
Kini Anies sudah dideklarasikan dengan Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Namun sebenarnya seperti apa situasi hingga akhirnya koalisi berubah dalam sekejap mata?
Anies pun menceritakan hal ini di video unggahan kanal YouTube Liputan6. Menurutnya saat itu ada perbedaan pendapat yang tidak kunjung menemukan solusi di dalam Koalisi Perubahan.
"Opsinya waktu itu tinggal Mas AHY. NasDem menyampaikan, 'Kami tidak keberatan, tapi deklarasinya nanti di ujung'. Demokrat melihat, 'Kalau tidak ada opsi yang lain kenapa tidak dideklarasikan sekarang?'" kata Anies, dikutip pada Sabtu (16/9/2023).
"Jadi bisa dibilang kalau Demokrat tidak memaksakan AHY memang benar, tapi kalau harus dideklarasikan sekarang ya harus AHY (karena) nggak ada yang lain. Inilah perbedaan yang tidak ketemu," sambungnya.
Bahkan saat itu, menurut Anies, Koalisi Perubahan sudah hampir di ambang perpecahan karena situasi deadlock yang terjadi. Hingga akhirnya Cak Imin dan PKB datang menjadi solusi untuk buntunya Koalisi Perubahan, sampai kini Anies menjuluki mereka sebagai juru selamat.
"Berhenti tuh, nggak ada solusi baru. Justru langkah yang sedang dilakukan adalah menyelamatkan ikhtiar perubahan dan datanglah dalam hal ini juru selamatnya nih, Gus Muhaimin ini datang dengan sebuah solusi yang membuat ikhtiar perubahan itu terselamatkan," terang Anies.
"Jadi saya malah merasa bersyukur bahwa solusi itu datang dalam waktu yang pendek. Coba kalau misalnya deadlock hari Selasa, terus Gus Imin baru ketemu seminggu kemudian, itu selama seminggu apa beritanya? Koalisi bubar, koalisi tidak terjadi, itu ratusan ribu relawan (akan berpikir) 'Ini ke mana nih?'" pungkas Anies.
Sumber: suara