GELORA.CO - Pedagang Blok G Tanah Abang mengeluhkan minimnya pendapatan mereka karena pengunjung yang kian sepi dan kondisi pasar yang tak terurus. Rencana pemerintah merevitalisasi Blok G tak kunjung terealisasi.
"Liat sendiri lah yang lewat aja kagak ada,” kata Sukril, seorang pedagang saat ditemui di Blok G Tanah Abang, Sabtu, 16 September 2023.
Sukril menuturkan sepinya pembeli di Blok G sudah terjadi sejak 2012 dan semakin parah saat pandemi Covid-19.
Namun, saat pandemi Covid-19 sebenarnya jumlah pembeli yang datang ke Blok G Tanah Abang masih lebih baik daripada saat ini.
"Kalau Corona, dari menurut perhitungan pemerintah, kan, katanya ekonomi bakal bangkit, katanya. Corona udah selesai, justru malah tambah terpuruk,” tuturnya.
Kondisi bangunan Blok G pun seperti dianaktirikan. Dibanding dengan Blok A, kondisi gedung Blok G berbanding terbalik.
Di Blok A, seluruh gedung terasa sejuk dengan adanya pendingin ruangan. Penerangan di gedung Blok A pun baik sehingga barang dagang terlihat menarik.
Sebaliknya, pertokoan di Blok G terasa sunyi. Saat berada di dalam, yang terdengar hanyalah suara burung peliharaan yang tergantung di langit-langit pasar.
Kondisi pasar Blok G terlihat suram dan gelap karena banyak toko sudah tutup dan cahaya yang tidak memadai. Lantai-lantai retak dan hilang, bahkan ada yang sampai bolong dan berpotensi membahayakan.
Beberapa waktu lalu pun ramai jika Blok G Tana Abang dijadikan sarang preman. Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya tak kunjung melakukan revitalisasi Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Rencana pembaruan pasar tersebut sudah digaungkan sejak 2018.
Tidak seperti di Blok A, di Blok G dapat ditemukan banyak kucing di dalam gedung. Selain kucingnya, terdapat kotoran mereka di mana-mana sehingga menyebabkan bau tidak sedap di beberapa sudut.
Eskalator di Blok G Tanah Abang juga sudah dinonaktifkan karena tersisa dua lantai yang masih aktif digunakan sebagai tempat berjualan.
"Banyak yang tutup (toko) dari covid. Ini tadinya mau direnovasi, sekarang belum ada keputusan dari PD. Sudah seminggu belum laris," ujar Asmardi, salah satu pedagang penjual tas sekolah di Blok G. Akibat minimnya pelanggan, ia bergantung secara finansial kepada anak-anaknya.
Saat ditanya mengenai kapan pelanggan ramai datang, ia menjawab biasanya saat puasa Ramadan dan musim masuk sekolah.
Namun, menurut Asmardi, salah satu penyebab sepinya Pasar Blok G Tanah Abang karena jembatan layang menghubungkan blok lain dengan Stasiun Tanah Abang.
"Itu, kan, dibentuk jembatan di situ ke stasiun langsung. (Dulu) Orang mau ke stasiun mampir dulu, kan, di sini. Sekarang langsung ke stasiun. Dari Blok A ke stasiun, kalau dulu kan bisa jalan-jalan lewat bawah," ujarnya.
Sumber: tempo