GELORA.CO - Bakal capres Anies Baswedan mengungkap ada insiden gebrak meja ketika pertemuan dengan Tim 8 . Diketahui tim itu berisikan kader NasDem, Demokrat, PKS dan orang terdekat Anies.
Anies menceritakan insiden itu bermula saat utusan Demokrat dan NasDem silang pendapat. Demokrat mendesak Anies segera mengumumkan cawapres, namun NasDem menolak.
Lantas siapa sosok yang gebrak meja saat pertemuan Anies dengan Tim 8? Simak penjelasan berikut ini.
Cerita Anies Soal Insiden Gebrak Meja
Anies Baswedan menceritakan debat panas antara partai Demokrat dan NasDem ketika menjadi bintang tamu di YouTube Najwa Shihab pada Senin (4/9/2023) kemarin.
Dikatakan Anies, momen debat panas itu terjadi karena Demokrat ingin segera sang ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dideklarasikan sebagai cawapres di Pilpres 2024. Namun, NasDem ketika itu belum bersedia karena masih ingin mencari pilihan lain cawapres Anies.
Imbas debat panas itu, Anies menyebut pertemuan sempat diwarnai dengan momen gebrak meja karena ada kalimat yang kurang tepat.
"Sampai (terjadi peristiwa) gebrak meja keras sekali (dalam rapat) karena ada statement yang dirasa kurang tepat," beber Anies.
Sayangnya, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini tak menyebut siapa pihak yang naik hitam hingga menggebrak meja pada pertemuan Tim 8 tersebut. Walau tak disebutkan secara gamblang, perkatan Anies membuat publik mengira hal itu dilakukan oleh perwakilan Demokrat.
Kata Partai Demokrat Soal Sosok Gebrak Meja: Surya Paloh
Kader Demokrat, Cipta Panca Laksana membongkar sosok yang menggebrak meja ketika rapat Tim 8 bersama Anies. Disebutkan dalam akun Twitter-nya, sosok yang disinggung Anies terlibat dalam perdebatan panas hingga gebrak meja itu bukan dari perwakilan Demokrat.
Panca juga menyebut pernyataan Anies itu tidak lengkap, sehingga membuat orang berspekulasi liar. Bahkan Panca menilai banyak yang mengira sosok penggebrak meja berasal dari Demokrat.
Panca lantas menyebut sosok yang menggebrak meja itu adalah SP, inisial dari Surya Paloh yang merupakan Ketua Umum NasDem. Dia juga mengungkap alasan sosok SP gebrak meja.
"Perlu diluruskan yang gebrak meja adalah SP karena 'diserang' oleh Tim 8 untuk segera lakukan deklarasi. Jadi tidak benar hanya Demokrat yang memaksa segera deklarasi," tulisnya.
Kronologi Debat Panas Sampai Gebrak Meja
Anies menceritakan adanya perbedaan pandangan antara partai di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mengenai sosok bakal cawapres. Perbedaan itu menemui puncaknya pada Selasa (29/8/2023).
Awalnya, Anies mengatakan nama Ketua Umum Demokrat AHY telah dibicarakan sebagai pendampingnya sejak Juni 2023. Ketika itu, Anies mengaku telah melaporkan hal tersebut pada tiga partai koalisi yakni NasDem, PKS dan Demokrat.
Anies mengatakan bahwa Surya Paloh tidak menolak ketika mendengar nama AHY. Namun Paloh mengatakan opsi itu bisa diambil di ujung pencalonan.
Pembicaraan bakal cawapres kemudian dilanjutkan sepulang Anies menunaikan ibadah haji. Usai kembali ke Indonesia, dia mengatakan kembali terjadi perbedaan antara NasDem dan Demokrat.
"Demokrat berharap (cawapres) segera dideklarasikan, segera disepakati. Tapi dari sisi NasDem tidak bersedia. Nama itu (AHY) tidak ditolak, tapi tidak dideklarasikan sekarang, dicoba dicari penjembatan," ungkap Anies.
Anies mengatakan ketidaksepakatan itu menemui puncaknya pada Selasa (29/8/2023). Menurut dia, rapat Tim 8 berlangsung panas hingga diwarnai aksi gebrak meja oleh peserta. Ketika itu kembali terjadi perbedaan pandangan antara utusan Demokrat dan NasDem di Tim 8.
"Terjadi perbedaan pandangan sangat keras bahkan sampai gebrak meja. Apa perbedaannya? Demokrat menginginkan (cawapres( ditetapkan segera, NasDem menginginkan ditetapkan nanti, sambil menunggu opsi lain," ucap Anies.
Demokrat Merasa Dikhianati Anies
Kekinian Demokrat telah mencabut dukungan kepada Anies dan memilih keluar dari KPP. Keputusan itu diambil usai Anies memutuskan untuk menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).
Demokrat merasa dikhianati karena Anies dan NasDem sudah menandatangani piagam kesepakatan bersama Demokrat, NasDem dan PKS. Namun Anies dan NasDem justru membuat kerja sama baru.
Selain itu, Demokrat juga mengungkap Anies pernah minta AHY untuk jadi cawapres pendampingnya di Pilpres 2024 melalui panggilan telepon pada 12 Juni dan surat tertulis pada 25 Agustus.
Sumber: suara