GELORA.CO - Mardigu Wowiek Prasantyo atau biasa dikenal dengan Bossman Mardigu alias Bossman Sontoloyo, meyakini bahwa Presiden Joko Widodo tidak akan lengser 2024 nanti.
Pengusaha yang pernah pengajar Badan Intelejen Nasional (BIN) bidang Spesifikasi tugas tentang perang Rahasia itu mengatakan, bahwa dirinya konsisten menduga bahwa Pilpres 2024 meragukan.
"Meragukan (Pilpres 2024) karena data tidak menunjukkan ke arah sana," kata Mardigu dalam obrolan Podcast Abraham Samad Speak Up, dikutip Jumat 22 September 2023.
Mardigu meyakini dugaan itu karena ia melihat Jokowi tidak terkena Lame Duck Efect atau efek bebek lumpuh.
Efek bebek lumpuh adalah pemimpin yang hilang kekuasaan di masa-masa akhir jabatan.
Dan ini kata Mardigu jarang sekali terjadi. Bossman Mardigu mencontohkan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat tahun akhir menjabat yang perintahnya tak lagi cepat dituruti seperti awal-awal kekuasaan.
"Bebek lumpuh itu misalnya di pemerintahan lalu Pak SBY gitu ya, begitu dia menjabat, kalau misalnya dia memanggil siapalah anonim itu jam 2, ini jam 12 malam sudah menunggu," kata Mardigu.
Namun ketika masuk dua tahun sebelum masa jabatan, siapapun yang dipanggil SBY belum tentu langsung mengadap.
"Tapi begitu 2 tahun sebelum masa jabatan mungkin kalau dia manggil beberapa orang, saya nggak sebut nama, ada yang di luar negeri lah tunggu besok lah, ada alasan begitu, ini terjadi di zaman Obama, Clinton juga begitu, Trump juga begitu, last minute itu kabur semua," jelasnya.
Namun berbeda di zaman Jokowi ini. Kata Mardigu, hingga saat ini siapapun yang dipanggil Jokowi akan langsung datang memenuhi panggilan.
"Kalau perlu tenda di sana untuk tidak meleset datang jam 2 gitu (saat dipanggil Jokowi,red), dia tidak kena lame duck effect," lanjutnya.
"Pak Jokowi itu powerful sekali karena jarang pemimpin seperti itu."
Jokowi yang powerful kata Mardigu, membuat sebuah pemikiran bahwa jika masa jabatannya diperpanjang tidak akan ada yang protes.
100 persen masyarakat Indonesia, kata Mardigu 80 persennya puas akan Jokowi.
"Dia membuat jadi terpikir, kalau dia diperpanjang 3 tahun, siapa yang protes, yang 20 persen kan," kata Mardigu.
Mardigu menilai, Jokowi ada bisnis yang belum selesai sehingga perpanjangan masa jabatan itu menjadi pilihan.
Sementara beberapa proyek seperti IKN, Labuan Bajo, Kereta Cepat, Mandalika, BUMN dan yang baru muncul proyek di Rempang.
"Yang menurut dia, dia bisa bersihkan itu mungkin kalau dikasih 3 tahun lagi, jadi soft landing gitu ya. Tapi kalau 2024 (selesai masa jabatan,red) hard landing," kata Mardigu.
Mardigu bahkan menduga, sekalipun terjadi Pilpres 2024 pada Februari 2024 nanti, Jokowi akan ikut sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto.
"Februari ada Pilpres, kalimat saya adalah kalaupun terpaksa (terjadi Pilpres) gitu, maka saya merasa bahwa Pak Jokowi jadi Cawapres Prabowo. Kemungkinian besar Prabowo itu yang lebih memungkinkan daripada memasangkan Prabowo dan Gibran," kata Bossman menduga.
Sumber: disway