GELORA.CO - Tahun politik yang bergulir sejak 2023-2024 disebut bakal mempengaruhi kinerja perekonomian nasional.
Hal ini dapat terjadi lantaran pada masa tersebut, dana belanja politik mulai berputar, terutama untuk kebutuhan terkait kampanye.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Abdurrohman.
Menurut Abdurrohman, untuk Calon Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat RI atau DPR-RI, besaran modal kampanye yang dikeluarkan sekitar Rp 1 miliar bahkan tembus Rp 5 miliar per orang.
Kemudian, untuk para Caleg di tingkat DPRD Provinsi ataupun Kabupaten/Kota rata-rata mengeluarkan modal kampanye sekitar Rp200 juta.
Tak sampai di situ, Pemerintah juga telah menganggarkan uang puluhan triliun untuk belanja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Badan Pengawas Pemilihan Umum.
Dengan adanya sederet hal tersebut, tentunya bakal berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kita asumsikan pengeluaran caleg di level pusat sekitar Rp1 miliar. Kemarin saya lihat beberapa caleg ada yang bilang Rp5 miliar, makanya kita katakan Rp1 milar. Kemudian caleg DPRD sekitar Rp200 juta per orang, ini dirata-ratakan saja asumsi moderat," ungkap Abdurrohman dalam diskusi seputar APBN 2024 di Cianjur, Senin (25/9/2023).
Dia memperkirakan, kontribusi perputaran ongkos dari kampanye caleg tersebut diperkirakan menyumbang sekitar 0,27 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Dampak tak langsung ke (kinerja) konsumsi masyarakat di 2023 itu 0,2 persen tambahan di 2024 0,27 persen ini itungan kasar kami," pungkasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh Edy Mahmud mengatakan belanja pemilu turut memberikan kontribusi diukur sebagai konsumsi lembaga non-profit.
Pengaruh belanja pemilu akan terasa, tepatnya pada saat memasuki masa kampanye.
“Belanja Pemilu akan mempengaruhi konsumsi lembaga non profit utamanya setelah memasuki masa kampanye,” ucap Edy di Gedung BPS, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Edy menururkan kegiatan konsolidasi nasional oleh partai politik sedikit banyak mendorong pertumbuhan ekonomi triwulan II 2023.
Kata dia, pengeluaran partai politik untuk konsolidasi turut mewarnai pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
“Dampak pemilu secara penuh terhadap perekonomian nanti ya kita akan ukur setelah rangkaian pemilu itu sudah terjadi,” tukasnya.
Sumber: tribunnews