GELORA.CO - Kecerdasan buatan (AI) banyak disebut-sebut akan memiliki dampak negatif untuk umat manusia.
Namun tidak dipungkiri banyak hal yang dapat dilakukan AI lebih baik dari apa yang dilakukan manusia.
Contoh seperti AI dapat menemukan asteroid yang berbahaya.
Bahkan sebelumnya asteroid ini tidak terdeteksi oleh para ilmuwan.
Asteroid ini pun juga tidak bisa terdeteksi oleh para astronom di seluruh dunia sebelum, selama, atau setelah pendekatan, karena tersembunyi oleh cahaya bintang Bima Sakti.
Penemuan asteroid ini menggunakan algoritma baru yang memang dirancang untuk mendeteksi asteroid besar dari potongan kecil data.
Algoritma baru (HelioLinc3D) mampu mengidentifikasi asteroid tersebut dengan menganalisis data dari Zwicky Transient Facility (ZTF), sebuah teleskop yang dirancang untuk mencari objek yang bergerak cepat di langit malam.
Asteroid seukuran gedung pencakar langit atau sekitar 600 kaki ini dijuluki 2022 GN1.
2022 GN1 mendekati Bumi pada September 2022, terbang dalam jarak sekitar 7,2 juta kilometer dari planet bumi.
Karena cukup dekat dengan Bumi maka asteroid tersebut dapat dianggap sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya (PHA).
Penemuan 2022 GN1 menggambarkan bukan mustahil lagi bahwa masih banyak asteroid yang berpotensi berbahaya yang masih belum terdeteksi oleh para astronom.
Saat ini, para ilmuwan mengetahui 2.350 PHA tetapi diperkirakan masih ada lebih dari 3.000 PHA yang belum ditemukan.
"Ini hanyalah sebagian kecil dari apa yang diharapkan dengan Observatorium Rubin dalam waktu kurang dari dua tahun, ketika [algoritme] HelioLinc3D akan menemukan objek seperti ini setiap malam," kata Mario Juric, pemimpin tim algoritma baru.
Sumber: disway