Tanggapan Ganjar Berubah-ubah soal Tantangan Debat Capres BEM UI

Tanggapan Ganjar Berubah-ubah soal Tantangan Debat Capres BEM UI

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pegiat media sosial Lukman Simandjuntak menunjukkan tanggapan berbeda bakal capres PDIP Ganjar Pranowo soal tantangan debat calon presiden dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia atau BEM UI.

Melalui akun X pribadinya, Lukman mengunggah dua tangkapan layar berita berjudul 'Ganjar soal Tantangan BEM UI: Sabar Wong Belum Apa-apa Kok Debat' dan 'Ganjar Pranowo Jawab Tantangan Debat Capres BEM UI: Sabar, Saya Masih Gubernur'.

Sehingga menurut Lukman, Ganjar tidak mampu memenuhi tantangan debat capres BEM UI, ia pun menyarankan agar mengajak loyalisnya, pegiat media sosial Chusnul Chotimah untuk menemani.

"Alasan Ganjar berubah-ubah, kalau gak mampu ajak @ch_chotimah2 saja. Catatan: Sabar, saya masih gubernur, katanya, sambil lari pagi di semua propinsi," ujarnya dikutip WE NewsWorthy, Rabu (30/8).

Untuk diketahui, BEM UI mengundang semua bakal calon presiden atau calon presiden mulai dari bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ganjar untuk melakukan debat di kampus.

"Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden/bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian. Kami siap menyampaikan aspirasi kami dan mendebat seluruh argumen kalian jika perlu," ujar Ketua BEM UI Melki Sedek Huang melalui keterangan tertulis, Senin (21/8).

Undangan tersebut disampaikan merespons putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang merevisi materi Pasal 280 ayat (1) huruf h UU Pemilu.

Pasal tersebut diubah menjadi "Pelaksana, peserta dan tim kampanye pemilu dilarang menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan, kecuali untuk fasilitas pemerintah dan tempat pendidikan sepanjang mendapat izin dari penanggung jawab tempat dimaksud dan hadir tanpa atribut kampanye pemilu".

Sehingga menurut Melki hal itu harus dimanfaatkan, karena menimbulkan celah dibolehkannya mengundang calon pemimpin ke kampus. "Sudah saatnya setiap kampus kembali ke muruahnya sebagai tempat pencarian kebenaran guna sebesar-besarnya kemaslahatan bangsa," katanya.

Sumber: newsworthy
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita