GELORA.CO - Laporan ke polisi atas kritik Rocky Gerung dilakukan dua tipe orang, pertama, emosi karena memiliki perbedaan standar pilihan kata, dan yang kedua penjilat, demi merebut hati Presiden Joko Widodo.
Demikian disampaikan aktivis dan pengamat sosial Syahganda Nainggolan, lewat perbincangan dengan mantan pimpinan KPK, Abraham Samad, dalam video yang diunggah di kanal YouTube Abraham Samad Speak Up, Sabtu (5/8).
Menurut perspektif Syahganda, ada dua tipe orang yang melaporkan Rocky ke Polisi. Pertama, orang-orang yang "terbakar" atau emosi, memiliki IQ di bawah standar, berbeda IQ Rocky yang tinggi.
"Orang yang kecerdasannya kurang lebih emosional, dikipas sedikit saja langsung persekusi," katanya, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (6/8).
Yang kedua, orang-orang penjilat. Mengingat di tahun-tahun politik banyak orang mencoba merebut hati Presiden Jokowi.
"Yang kesatu memang alamiah, emosi karena ada beda standar dalam pilihan kata dan lain-lain. Yang kedua itu penjilat-penjilat, orang-orang yang berpolitik, dia tau bahwa (hati) Jokowi harus direbut," kata Syahganda.
Pada bagian lain, Syahganda menilai, Jokowi merupakan kader PDI Perjuangan yang belum loyal, dan saat ini malah menunjukkan memberikan dukungan kepada Prabowo.
Hal itu dapat dilihat saat Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, diberi jabatan Menkominfo. Sedangkan mayoritas relawan Projo mendukung Prabowo, ketimbang Ganjar.
"Jadi ini menakutkan buat teman-teman PDIP, jadi mau rebut (hati Jokowi) lagi. Menurut saya ini ada urusan dengan Capres Capres," tambahnya.
Padahal, menurut Syahganda, tuduhan penghinaan terhadap presiden oleh Rocky, seharusnya dilaporkan sendiri oleh Jokowi. Karena itu merupakan delik aduan.
Sumber: rmol