GELORA.CO - Bakal Capres 2024 Prabowo Subianto bisa ketar-ketir jika spekulasi Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bersatu maju bersama di Pilpres 2024 benar terjadi.
Dilansir TribunWow.com, belum lama ini, muncul spekulasi atau rumor yang beredar terkait potensi dipasangkannya Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, menegaskan jika pihaknya tak meremehklan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan.
Menurutnya, baik Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan sama-sama merupakan sosok putra bangsa yang cerdas.
Ia juga menyinggung kesamaan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang rupanya sama-sama berasal dari kampus terhebat di Indonesia, Universitas Gajah Mada (UGM).
"Bagi kami, Anies Baswedan bukan kompetitor yang patut diremehkan. Beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas. Keduanya sama sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Univ Gajah Mada," bebernya.
Selain itu, Said juga turut menakar adanya kemungkinan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan maju menjadi satu kekuatan di Pilpres 2024.
"Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita kedepan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik," tandasnya.
Lantas, menilik pernyataan itu, bagaimana sebenarnya peta kekuatan elektoral Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan jika bersatu?
Akankah keduanya bakal bisa mengalahkan peta kekuatan koalisi gemuk yang dimiliki oleh Prabowo Subianto?
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto semakin di atas angin seusai dua partai besar di Indonesia, Golkar dan PAN menyatakan diri bergabung ke dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Total, berkat dukungan itu Prabowo berhasil mengantongi 42,01 persen suara dari partai pengusungnya yang berada di parlemen.
Atau jika dikonversikan menjadi angka berada di angka 265 dari 575 kursi yang ada di legislatif.
Persentase itu tentu saja sudah melampaui ambang batas pencalonan (presiden threshold) seperti ditetapkan dalam Pasal 222 Undang Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilihan umum.
Berikut ini rincian suara elektoral KKIR besutan Prabowo Subianto menilik hasil pemilu 2019 lalu:
1. Gerindra: 12,57 persen
2. PKB: 9,69 persen
3. Golkar: 12,31 persen
4. PAN: 6,24 persen
5. PBB: 0,79 persen
Total suara keseluruhan yang dimiliki oleh Prabowo: 42,01 persen
Lantas, bagaimana suara elektoral Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan jika disatukan?
Untuk poros Koalisi PDI-P dan PPP yang mengusung bakal capres Ganjar Pranowo sudah melampaui presidential threshold.
PDIP meraih 19,33 persen suara ditambah dengan PPP yang meraup 4,52 persen suara.
Sehingga jika ditotalkan mencapai 23.85 persen suara.
Sementara itu, untuk peta kekuatan elektoral dari Koalisi Perubahan Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan diisi oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Melihat dari presentase ketiga partai itu di parlemen pada Pemilu 2019 lalu, maka, KPP sudah melampaui presidential threshold karena jika total suara dukungan mencapai 28,4 persen.
Berikut ini skema gabungan jika koalisi Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bersatu di Pilpres 2024:
Koalisi Ganjar Pranowo
1. PDIP: 19,33 persen suara
2. PPP: 4,52 persen suara.
Koalisi Anies Baswedan
1. Nasdem: 10,3 persen suara
2. Demokrat: 9,4 persen suara
3. PKS: 8,7 persen suara.
Jika total digabungkan antara koalisi Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan maka mencapai 52,25 persen.
Total suara yang tentu saja melebihi jauh suara elektoral yang kini sudah dikantongi Prabowo Subianto bersama Koalisi KKIR nya.
Prabowo memiliki 42,01 persen total suara, sementara jika Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bergabung bakal memiliki 52,5 persen suara.
Atau memiliki margin di angka kisaran 10,49 persen suara.
Sumber: wow