Pengakuan Korban Selamat Lubang Tambang Emas Maut Banyumas, Nyesal Gagal Selamatkan Korban Lain

Pengakuan Korban Selamat Lubang Tambang Emas Maut Banyumas, Nyesal Gagal Selamatkan Korban Lain

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Korban selamat tambang emas maut di Banyumas, Usman Sugalih mengaku menyesal lantaran gagal menyelamatkan keponakan dan tujuh rekan seprofesinya.

Kenangan pahit pun masih teringat di kepala Usman Sugalih.

Berbeda nasib dengan kedelapan rekannya yang terjebak di dalam lubang tambang, dirinya menjadi salah satu yang selamat.

Pada saat peristiwa nahas terjadi, keberuntungan menghinggapi Usman lantaran dirinya kebetulan bekerja di shift siang.

Sementara para rekannya yang menjadi korban bekerja di shift malam.

"Saya shift siang, pukul 17.00 WIB saya keluar. Pukul 20.00 WIB malam Rabu pada masuk delapan orang itu."

"Dua jam kemudian saya dapet info ada yang bocor ke lubang, (korban) orang Bogor," katanya pada Rabu (2/8/2023) dikutip dari Tribun Jateng.

Usman pun langsung menuju lokasi usai mendengar kabar adanya kebocoran lubang di tambang tempat dirinya dan rekan-rekannya bekerja.

Sesampainya di lokasi, ia pun langsung berupaya menolong rekan-rekannya.

Namun, derasnya air yang menggenang membuat upaya Usman menolong para rekannya pupus.

"Saya cek ternyata betul di kedalaman 25 meter itu air sangat gede banget, dan saya ingin menolong rekan-rekan di dalam sangat tidak memungkinkan, akhirnya saya naik ke atas sekian menit air itu masuk ke sumuran pertama," terangnya.

Setelah itu, Usman masih tidak menyangka bahwa rekan seprofesinya telah tiada termasuk keponakannya yang terkubur di dalam lubang tambang emas.

Dirinya pun menegaskan bahwa segala resiko sebagai penambang emas sudah tergambar dibenaknya.

Namun, segala resiko itu sirna dan dikalahkan dengan tekad untuk mencari nafkah dengan keluarga.

"Kalau resiko mah udah tahu, kalau musibah kan enggak ada yang tahu mau dimana juga."

"Harapannya kan (korban) pulang semua, berhasil semua," ujarnya.

Peristiwa nahas yang dialaminya para rekannya itu masih terekam jelas di dalam memorinya.

Pasca kejadian ini, Usman pun bersedia beralih profesi lain jika ada penawaran.

"Selain nambang saya mau kerja nyangkul juga siap saya kalau ada mah, demi mencukupi istilahnya buat makan dan jajan anak. Petani juga siap, karena saya dilahirkan dari anak seorang petani," ucapnya.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita