Para Pendukung Anies sedang Digoda

Para Pendukung Anies sedang Digoda

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


OLEH: ALEX WIBISONO
JORJORAN duit dari sebelah. Sembako berhamburan di banyak posko timses. Sekali lagi, timses. Bukan relawan. Timses itu ada gajinya. Ada upahnya. Bekerja dengan upah yang jelas. Sedang relawan itu rela berjuang. Rela berkorban. Modal semangat dan keikhlasan. Kagak ada gaji atau upah. Seringnya malah harus keluar dari kantong sendiri.

Anies Baswedan punya relawan. Calon lain punya timses. Emang sih, timses lebih kenceng kerjanya karena dipandu oleh orang-orang profesional. Punya data survei. Yang survei sekalian jadi konsultan politik dan pembuat opini. Buzzer juga. Logistiknya sangat memadai, malah berlebih.

Hampir setiap daerah ada posko sembako. Ada capres sedang berperan jadi semacam sinterklas. Bagi-bagi angpao dan sembako. Hanya jelang pemilu aja. Tidak di waktu lain. Pokoknya, kalau ada bagi-bagi sembako, tandanya pemilu sudah dekat. Tandai aja.

Masyarakat miskin yang jumlahnya sangat banyak itu menyerbu. Berebut sembako. Maklum, 9-10 persen penduduk Indonesia miskin. Pendapatan per hari di bawah Rp19 ribu.

Kalau mengacu Bank Dunia, penduduk berpenghasilan di bawah 1,9 dolar AS (sekitar Rp30 ribu) itu miskin. Jumlahnya bisa 40 persen dari total penduduk Indonesia. Mereka ditawari sembako, ya diserbu.

Sayangnya, mereka dibiarkan miskin. Jelang pemilu, ada bagi-bagi sembako. Buat cari suara. Selesai pemilu, kagak ada lagi bagi-bagi. Kagak ada lagi pos sembako. Sepi. Entar pemilu depannya lagi, ada lagi sembako. Sembako datang di musim beli suara. Normal kagak?

Sembako habis ludes semuanya. Timses gembira. Saking gembiranya, diceritakanlah ke medsos. Kagak malu-malu. Mereka pikir, masyarakat yang ambil sembako akan pilih capresnya. Belum tentu bro. Belum tentu. Rakyat tahu mana yang cocok jadi pemimpin. Mana yang hanya bisa bagi-bagi sembako.

Yang saya enggak habis pikir, dari mana duitnya ya? Para capres ini kan pejabat. Gajinya berapa? Tunjangannya berapa? Kok bisa setiap hari tebar sembako ya?

Jangan bilang itu hasil nyopet APBN ya. Curiga boleh, tapi nuduh, jangan bro. Anda bisa masuk penjara. Entar dilaporin ama timsesnya. Terserah uang dari mana, lu diem aja. Oligarki kek, tokek kek. Dari mana kek.

Sembako hanya buat beli suara milik rakyat kecil. Para tokoh berpengaruh, belinya kagak pakai sembako bro.  Para tokoh dibeli dengan uang. Dari ratusan juta sampai miliaran. Anda silahkan cek. Datang ke para agamawan. Tanya mereka berapa dikasih duit setiap kunjungan bakal capres. Tebel bro amplopnya.

Semua tokoh disasar. Termasuk para tokoh yang selama ini ngedukung Anies Baswedan. Dikasih ratusan juta. Udah dikasih. Ya diterima. Namanya juga dikasih, ya diterima dong.

Ada yang ditawarin mobil mewah, asal mau ngedukung capres mereka. Kira-kira, mobil mewahnya diterima kagak. Anda cek aja, siapa tokoh agama yang ganti mobil baru. Ganti mobil xxxxxx xxxxx. (Anda isi sendiri hurufnya bro. Gampang nebaknya). Cuma ngecek aja...boleh jadi mereka beli sendiri. Boleh jadi ada yang dibeliin. Nah, yang dibeliin ini dari siapa?

Ini bagus. Situasi yang sangat bagus untuk menyaring siapa pendukung Anies Baswedan yang punya integritas. Siapa yang kagak goyah iman. Siapa yang konsisten, siapa yang kagak.

Siapa yang mudah terima sogok, lalu pindah bakal capres. Siapa yang tetap mau berjuang dan punya keyakinan Anies Baswedan akan menang.

Semua tokoh sedang dioperasi. Kita akan lihat siapa aja yang mampu bertahan, dan siapa saja yang sudah hengkang. Ini akan jadi seleksi alam. Catat! 

(Penulis adalah pemerhati sosial politik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita