Ngeri, Calon Presiden Ekuador Ditembak Mati Saat Kampanye

Ngeri, Calon Presiden Ekuador Ditembak Mati Saat Kampanye

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Fernando Villavicencio, calon presiden (capres) Ekuador, ditembak saat kampanye di Quito Utara pada Rabu malam (9/8) waktu setempat.

Villavicencio ditembak mati 10 hari sebelum putaran pertama pemilihan presiden dijadwalkan berlangsung pada 20 Agustus 2023.

Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengonfirmasi kematian Villavicencio dan bersumpah akan mengusut tuntas dalang dari penembakan ini.

“Marah dan kaget dengan pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio. Solidaritas dan belasungkawa saya kepada istri dan putrinya. Untuk mengenangnya dan perjuangannya, saya jamin bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja,” tulisnya dalam postingan di akun X pada (9/8).

Dilansir dari BBC News, seorang anggota tim kampanyenya mengatakan bahwa Villavicencio sedang masuk ke dalam mobil ketika seorang pria melangkah maju dan menembak kepalanya sebanyak tiga kali.

Kantor jaksa agung Ekuador mengatakan seorang tersangka pembunuhan Villavicencio meninggal karena luka-luka setelah ditangkap oleh pihak berwenang.

Guillermo Lasso mengatakan penembakan terhadap Villavicencio adalah bagian dari kejahatan terorganisir di Ekuador. Dia mengatakan kejahatan itu telah berjalan terlalu jauh.

"Kejahatan terorganisir telah berjalan jauh. Tetapi, semua sanksi hukum akan menimpa mereka," tegas Lasso pada postingan X nya.

Villavicencio adalah salah satu dari delapan kandidat di putaran pertama pemilihan, meskipun bukan yang terdepan.

Sebelumnya, Villavicencio juga pernah menjadi seorang jurnalis. Dia juga pernah mengecam dugaan kerugian kontrak minyak jutaan dolar.

Villavicencio memulai karier jurnalistiknya dengan El Universo di Guayaquil. Selama karier investigasinya di El Universo, dia kritis terhadap berbagai pemerintahan. Sebagian besar karyanya dikritik, dan kredibilitasnya dipertanyakan, karena pendanaan surat kabar yang konservatif.

Villavicencio adalah pengkritik vokal mantan Presiden Rafael Correa. Dia dituntut oleh Correa karena fitnah, dan Villavicencio dijatuhi hukuman 18 bulan penjara.

Dia pergi ke Washington DC, mencari bantuan dari Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika, tetapi ketika dia kembali ke Ekuador, dia sudah memiliki surat perintah penangkapan terhadapnya. Alih-alih menyerahkan diri, dia bersembunyi di wilayah Amazon sampai hukumannya berakhir.

Dia lalu terjun dalam politik pada 2017 menjadi anggota parlemen. Dia adalah mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara Petroecuador.

Villavicencio mengumumkan pencalonannya sebagai Presiden Ekuador pada pemilu 2023 dan menunjuk ahli lingkungan Andrea Gonzalez sebagai calon wakil presiden pada Juni 2023. Namun, pada 16 Juni, pencalonannya ditolak karena kurangnya informasi. Masalah tersebut akhirnya diselesaikan dan pencalonannya disetujui kembali empat hari kemudian hingga kejadian tragis itu menimpanya.

Sumber: jawapos
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita