Netizen hingga Dokter Spesialis Paru Ramai-ramai Hujat Aksi Polda Metro Jaya Semprot Jalan Jakarta

Netizen hingga Dokter Spesialis Paru Ramai-ramai Hujat Aksi Polda Metro Jaya Semprot Jalan Jakarta

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Aparat kepolisian dari Polda Metro Jaya melakukan upaya penyemprotan menggunakan kendaraan water canon dari dua sisi jalan Jenderal Sudirman hingga Patung Membangun Jakarta.

Penyemprotan tersebut merupakan upaya mengurangi polusi yang tengah melanda Jakarta.

Sebanyak 4 kendaraan water canon dikerahkan dan berkolaborasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Dinas Pertamanan, Jumat 25 Agustus 2023.

Video penyemprotan itu juga turut diunggah di akun Twitter @Poldametrojaya_, Kamis 24 Agustus 2023.

Hingga Jumat, postingan itu pun viral dengan mendapatkan lebih dari 4.000 komentar netizen.

Namun, para netizen justru berkomentar negatif atas apa yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya.

Banyak yang menyayangkan aksi tersebut hingga menyalahkan para polisi karena bisa memperburuk kualitas udara Jakarta.

"Apa sebelumnya research dulu? Atau memang tidak ada tim research nya? Ide seperti ini kenapa dieksekusi," tulis akun @notjustahope.

"Bang emang bagus buat nyemprot jalan biar ga berdebu parah, tp ga buat ngurangin polusi juga kali,,,, kalo gitu mah lebih berjasa bapa2 pake sarung yg tiap sore nyebor jalan depan rumah sama taneman," kata akun @sumayakarti.

"Buang2 air tp gak ada manfaatnya," kata @dorandajae_il.

Tak hanya sekedar dari netizen, upaya kepolisian ini juga dipandang negatif oleh para ahli.

Seperti Ivan Jayawan yang merupakan Environment Health Enginer University of Michigan yang sangat menyayangkan tindakan Polda Metro Jaya.

Ia menuliskan komentar pada postingan Polda Metro Jaya tersebut bahwa upaya water canon malah makin memperburuk kualitas udara.

"Niat baik harus disertai dengan pengetahuan, kalo ga ya kegiatannya bukan hanya sia2, tetapi juga dihujat netizen...
Malah menurut pengetahuan bukannya bikin bagus malah bisa bikin udara makin jelek loh ini," kata Ivan Jayawan.

Menurutnya ada kemungkinan debu kasar bisa turun, namun debu halus justru malah akan bertambah.
Pasalnya kandungan dari air dan mineral yang ada dalam kandungan penyemprotan itu.

"Debu kasar PM10 (mungkin) bisa turun tp ga signifikan
Debu halus PM2.5 bukan turun tp nambah karena aerosolization dr air yg disemprot & kandungan mineral di dalamnya," tambahnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Dokter Spesial Paru, Erlina Burhan.

Melalui Twitter, Erlina Burhan mengatakan bahwa tindakan Polda Metro Jaya tak efektif.

"Pertama, saya tentu menghargai upaya yang dilakukan. Tapi menurut saya ini kurang efektif ya, karena partikel polutan yang berada di ketinggian itu tidak semua terjangkau," kata Erlina Burhan.

Dokter yang viral saat Covid-19 itu menambahkan lebih efektif jika menggunakan hujan buatan.

Itupun hanya berdampak sementara bagi kualitas udara Jakarta yang sangat buruk.

Ia mengatakan alasan penyemprotan di jalan adalah pilihan yang buruk.

Baca juga: Warga di India Gelar Kampanye Hapuskan Larangan Bersepeda untuk Dukung Program Anti-polusi

"Studi yang dilakukan di Tiongkok menunjukkan bahwa menyemprot jalan dengan air justru meningkatkan, bukan menurunkan, konsentrasi PM2.5, sehingga merupakan sumber baru aerosol antropogenik dan polusi udara," tambahnya.

Sementara itu, dikutip dari TribataNews, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes. Pol. Trunoyudo mengatakan kegiatan penyemprotan itu juga sebagai pengecekan dari pihak kepolisian.

"Polri khususnya Polda Metro Jaya melakukan kesiapan dengan pengecekan kendaraan Taktis Water Canon dan kemudian melakukan penyemprotan jalan protokol Guna mengurangi dampak polusi udara di Jakarta," katanya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengatakan satu di antara penyebab buruknya polusi udara adalah jumlah kendaraan bermotor di Jakarta.

Saat ini ada 23 unit kendaraan di Jakarta dan meningkat tiap tahunnya.

"Ya kurang lebih ada 2-3 persen kenaikan tiap tahun," ujar Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Doni Hermawan kepada wartawan, Jumat (25/8/2023).

"Dari data Samsat di Polda Metro jaya saat ini kurang lebih ada 23 juta ya kendaraan yang terdata," tambah dia.

Menurut dia, peningkatan kendaraan di Jakarta ini akan berubah tergantung kondisi ekonomi masyarakat.

"Kalau semakin baik masyarakat daya belinya tinggi, itu menentukan," jelas dia.

Buruknya kualitas udara di DKI Jakarta saat ini termasuk masalah utama yang harus segera diselesaikan.

Salah satu penyumbang polusi di udara yakni banyaknya penggunaan kendaraan bermotor.

Hampir setiap hari dalam beberapa waktu belakangan, DKI Jakarta masuk dalam urutan teratas kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Kualitas udara Jakarta pada Jumat pagi ini masih masuk dalam kategori tidak sehat.

Kualitas udara Ibu Kota per pukul 06.44 WIB menduduki peringkat ketiga terburuk di dunia.

Sumber: wow
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita