Kritikan Pedas Rocky Gerung Mencerdaskan Publik Agar Kritis Demi Kemanusiaan

Kritikan Pedas Rocky Gerung Mencerdaskan Publik Agar Kritis Demi Kemanusiaan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


    
OLEH: MARTHEN GOO
ROCKY Gerung adalah manusia langka di Indonesia. Pikiran-pikiran yang sangat edukatif dan turut mencerdaskan kehidupan warga negara. 

Tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan warga negara, tapi faktanya, tidak dilaksanakan dengan benar, bahkan pendidikan menjadi bisnis sehingga meninggalkan kesan nyata “Orang Miskin Dilarang Sekolah”.

Untuk menyelamatkan warga Indonesia, Rocky Gerung menyebutkan “Pendidikan itu tanda orang pernah bersekolah, bukan tanda orang punya isi kepala”.


Di saat warga negara yang hidupnya di bawah kelas menengah khawatir, kata-kata Rocky memberikan angin segar bahwa “Masih Ada Harapan”.

Harapannya apa? Dengan banyak belajar dalam ruang akal sehat. Rocky mengambil peran pemerintah dan memberikan edukasi gratis serta membangkitkan energi baru bahwa soal kecerdasan, soal akal sehat, bukan tergantung pada level mana seseorang pernah sekolah, tapi pada level mana seseorang belajar serius dan berdialektika. Rocky mengedukasi publik yang sangat luar biasa.

Banyak istilah-istilah baru yang disampaikan oleh Rocky Gerung ke publik dan membongkar logika-logika yang selama ini tertutup dan dianggap benar. Padahal, setiap logika harus diuji. Rocky turut mengganggu pikiran para pakar di Indonesia, dan itu mendidik dan mencerdaskan karena logika pikir harus didialektikakan. Satu contoh soal logika kritis dan solutif, Rocky menjelaskan bahwa rakyat bayar pajak untuk membiayai pemerintah, dan soal solusi, itu tugas pemerintah. Tentu rasional dan logis.

Terhadap contoh itu, sebelumnya, untuk membungkam kritikan publik atau daya kritik publik, publik selalu dimintai solusi, sementara publik sudah membiayai pemerintah, belum lagi, publik itu tujuan pembangunan, dan mestinya yang menikmati uang pajak publik yakni pemerintah yang harus memikirkan solusi. Istilah keren, kalau tidak bisa berpikir dan bertindak solutif baiknya mundur, biar mereka yang bisa bertindak dan berpikir solutif yang bekerja di ruang-ruang kekuasaan publik.

Kritik Pedas dalam Perspektif Akal Sehat

Ini menarik sekali karena publik juga harus memahami level kritikan berhubungan dengan level kebijakan yang berdampak pada kehidupan orang banyak. Semakin mengancam kehidupan banyak orang, maka kritik paling pedas harus disampaikan demi penyelamatan warga negara. Bahkan, hal yang paling tinggi dan itu masuk dalam konsekuensi logis dan konstitusional adalah “revolusi”. Terhadap hal itu, sesungguhnya Indonesia punya referensi “Reformasi 1998” dan “Revolusi 1945”.

Pengalaman silam Indonesia baik reformasi maupun revolusi, ternyata dianggap konstitusional setelah proses itu dilakukan, walau ada korban saat itu. Kritikan pedas tentu tidak menumpahkan darah, tapi bahwa agar kebijakan negara diarahkan pada perlindungan dan penyelamatan warga negara. Tentu kritikan pedas tidak akan ada jika tujuan negara bisa diwujudkan.

Logika Kritik Pedas “Bajingan Tolol” dari Penjelasan Berbagai Masalah Kebijakan Menyangkut Kepentingan Publik

Rocky Gerung dalam pernyataannya jika dilihat dalam perspektif akal sehat, dirinya mengkritisi kebijakan kepala negara. Karena istilah “Bajingan Tolol” itu tidak berdiri sendiri. Pernyataan itu lahir dari penjelasan masalah yang lahir akibat kebijakan negara yang merugikan banyak warga negara, bahkan penjelasannya terhadap UU omnibus law yang berdampak pada kehidupan jutaan buruh di Indonesia.

Rocky menempatkan bahwa menyelamatkan warga negara dari semua kalangan adalah hal yang wajib dilakukan tidak hanya sebatas harus karena itu tujuan negara.

Kritik pedas seperti itu harus diperbandingkan dengan dampak dari kebijakan. Jika kebijakan turut menghancurkan warga negara, maka kebijakan itu sangat tidak memenuhi prinsip dasar terhadap kemanusiaan. Rocky mengkritisi kebijakan yang disebut sebagai kebijakan “bajingan tolol”. Karena jabatan presiden itu sama artinya dengan kebijakan.

Mestinya kebijakan itu harus untuk menyelamatkan warga negara. Dalam semangat tersebut, ketika ada kaum kapitalis dan kaum borjuis, agar rakyat tidak hancur karena monopoli modal, maka pemerintah hadir untuk melahirkan kebijakan yang menyelamatkan rakyat.

Namun jika posisi pemerintah berada dan mendukung pemodal besar, tentu dari aspek modal rakyat akan hancur dan dari aspek kebijakan justru memberikan akses jalan tol dalam kehancuran rakyat. Dalam ruang dan semangat tersebut, ketika kebijakan justru memberikan karpet merah dalam logika pikir Rocky, kritikan pedas itu normal dan wajar. Jika disebut tidak beretika, apakah yang tidak beretika itu pernyataan Rocky ataukah kebijakan yang menghancurkan kepentingan publik?

Jika didalami, sesungguhnya apa yang disampaikan Rocky Gerung itu sangat bernilai dan beretika karena harus dibandingkan dengan kebijakan. Indonesia butuh banyak Rocky Gerung agar bisa kontrol kebijakan negara terhadap kehidupan rakyat.

Tujuan negara bisa diwujudkan dengan adanya fungsi kontrol yang konkret, jelas dan terukur seperti yang sudah dilakukan oleh Rocky Gerung. Ketika lembaga legislatif tidak kritis, tokoh-tokoh agama tidak kritis, kaum terpelajar tidak kritis, Rocky Gerung dengan logika akal sehat mampu membongkar logika baru untuk tujuan nasional.

Logika Hukum Soal Pernyataan Rocky Gerung Tentu Tidak Bisa Dipidana

Rocky melakukan kritikan pedas terhadap kebijakan kepala negara. Karena kritik itu terhadap presiden, maka tidak masuk dalam unsur pencemaran nama baik. Jika soal nama baik secara personal pun, harus dilihat kesesuaian antara kritik dan kebijakan.

Dari dua hal tersebut, tidak terpenuhi. Sementara, jika dugaan pidana pokok tidak terpenuhi, maka pasal-pasal di luar dari pidana pokok tidak bisa dikenakan. Pernyataan Rocky itu juga bukan penghasutan tapi itu edukatif.

Aspek edukatif adalah kritikan terhadap kebijakan atas nama negara yang dilakukan. Logika ini sama dengan ketika si A membunuh orang, maka, orang itu disebut “penjahat”. Jika kebijakan berdampak buruk terhadap kehidupan banyak orang, maka, harus ada istilah terhadap kebijakan tersebut.

Pilihan Rocky ada di situ. Dan mestinya seluruh rakyat di Indonesia bangsa dengan Rocky yang memberikan pendidikan kritis terhadap publik. Karena dalam pernyataan tersebut tidak ada unsur pidananya.

Logika pidana itu bicara soal kepastian hukum. Dalam kasus ini, tidak ada satu unsur pun dalam pidana. Bahkan dalam aspek etika, Rocky beretika karena kritikan ditempatkan pada kebijakan. Dan itu istilah lain dari nama kebijakan.

Rocky terlalu cerdas, sehingga mengganggu logika pikir banyak pakar yang dalam perspektif filsafatnya juga belum sampai. Jika filsafat diartikan cinta kebijaksanaan, kritikan Rocky sangat bijaksana karena Rocky melakukannya atas dasar cinta terhadap kemanusiaan. Tuhan senantiasa menyertai Rocky Gerung. 

(Penulis adalah aktivis kemanusiaan asal Papua)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita